Yang kita lihat sempurna, justru banyak kurangnya.
.
.
..
.
."Fin, makan di luar yuk?"
"Males ah, panas." Fino menjawab sambil rebahan didepan kipas angin.
"Tapi nanti terlalu kesorean kalau masak dirumah jam segini." Reka menatap Fino dengan penuh harap, tampilan nya lesu dan berkeringat karena baru saja pulang kuliah.
"Yaudah deh ayo." Akhirnya Fino setuju, asal tempat nya dia yang memutuskan.
Fino mau makan cumi bakar asam pedas, jadi mereka mau mencari rumah makan lesehan di pinggir jalan saja.
"Gak usah pake mobil Ka, kan deket."
"Biar kamu gak kepanasan."
Fino menggeleng, dia sudah memakai baju kaos tanpa lengan beserta kolor. Jadi Fino tidak akan terlalu kepanasan kok.
Akhirnya mereka memutuskan untuk berjalan, sesekali menyapa orang orang dan melambai lambai.
Fino melihat ke jalanan, meski suasana nya panas tapi tetap saja jalanan ini penuh pengendara. Lalu Fino sadar jika sekarang lagi masa masa nya arus balik mudik.
Tiba tiba Reka berjalan mendahului, menapak diatas zebra cross begitu saja. Fino tentu saja kaget, ia menarik baju Reka sampai dia mundur kembali.
"Masih lampu hijau!" Fino berteriak marah dan menatap nyalang kearah Reka.
"Loh? Tadi perasaan udah lampu merah."
"Hati hati dong!"
Reka tertawa, untung saja di jalanan ini cukup sepi. Tidak seperti di jalan besar tadi.
Mereka menyeberang setelah lampu merah menyala dan benar benar aman. Tapi sebagai jaga jaga Fino menggandeng tangan Reka karena tidak mau kejadian yang sama terulang lagi.
Takut Reka tertabrak atau keserepet, Fino tidak mau itu terjadi.
Eh-! Bukannya tertabrak kendaraan, Reka justru yang menabrak. Dia menabrak pejalan kaki sampai mereka saling menatap kearah Fino dan Reka.
"Aduh maaf." Reka meminta maaf lalu berbincang sebentar dengan mereka.
Mungkin ada sekitar 4 orang, Fino sedikit merasa aneh juga karena mereka diam di tengah jalan trotoar begini. Bukan salah Reka sepenuhnya kok kalau mereka bertabrakan.
"Mau kemana?" Salah satu orang bertanya kepada Fino.
Tentu saja ditanya sama orang asing dengan tiba tiba itu bukan suatu hal yang Fino sukai. Ia mundur dan menjaga jarak lalu menatap mereka tidak suka.
"Mau ke rumah makan Mama Suka."
"Oh ya? Wah saya juga suka ke sana. Denger denger ada menu baru juga, lumayan enak."
"Oh gitu ya--"
--gue kan gak nanya. Batin Fino karena sudah mulai kesal dengan mereka yang menghalangi jalan.
Sampai pada akhirnya mereka bisa melanjutkan perjalanan. Tidak lama karena hanya beberapa meter saja.
Fino masuk dan langsung memilih tempat duduk, sedangkan Reka memesan dan membawakan air minum.
Mereka makan dengan nikmat, sesekali berbincang ringan dan melirik lirik orang orang.
Suasana nya ramai namun tempat duduk mereka renggang, hingga percakapan antara mereka dan orang asing tidak akan terdengar. Fino suka tempat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boyfriend has a Little Space 2
Historia Corta"Fino, nampaknya disini aku yang akan paling sulit melepaskanmu. Bisakah selamanya kita hanya seperti ini saja?" "Dengan senang hati, Reka."