Pagi sudah tiba dan Fino bangun lebih awal tanpa alasan yang jelas. Biasanya dia akan bangun siang saja karena tak punya kegiatan apa apa. Tapi pagi ini Fino bangun saat hawa masih terasa dingin dan bias matahari baru muncul sedikit.
Fino membuka selimut dan tertegun saat melihat keadaannya. Seingatnya kemarin malam ia hanya memakai kemeja Reka saja, tapi sekarang ia sudah pakai celana training panjang yang hangat. Hatinya sedikit menghangat dan baper, padahal masih pagi begini.
"Aaaa cinta sama Reka, mwah!"
Fino tertawa dan mencium bibir Reka sekilas, kemudian berlari menuju kamar mandi dengan tergesa gesa. Ia buka pakaiannya begitu saja lalu berdiri didepan cermin, melihat pipinya yang memerah samar dan tytyd nya yang berdiri bergoyang goyang.
Iya, Fino kan anak laki laki normal. Pastilah setiap pagi tytyd nya itu akan bangun. Tapi tak pernah berani ia mainkan, karena disentuh sebentar saja Reka selalu tahu dan langsung menghampirinya. Fino tidak mau, Fino malu.
"Tytyd ayo mandi dulu, biar Reka bangun Fino udah wangi." Fino berucap lalu mengambil satu gayung air dingin dan menyiramnya langsung pada tytyd tak berdosa itu. Tubuhnya bergetar karena merasakan dingin yang menusuk lalu tertawa, Fino jika tidak rewel terkadang bisa seperti itu. Sangat menikmati acara mandi meski dengan air dingin saja.
Dengan hati hati Fino mengambil sabun dan juga lap mandi, dia gosok tubuhnya sampai penuh sekali dengan busa sabun.
"Hihi, Fino kayak snowman! Bip.. bip..bip."
Fino membuat lebih banyak busa sabun dan membuat gumpalan dari itu lalu ditempelkan pada kedua pipinya. Tak lama dari itu tiba tiba Fino cegukan, tanda jika dirinya sudah kedinginan. Fino pun bergegas mengguyur badan nya, menggosok gigi dan membasuh muka menggunakan facial wash milik Reka, karena Fino juga mau punya wajah ganteng seperti Reka. Siapa tahu jika sudah pakai sabun milik Reka, wajah nya bisa berubah jadi lebih menawan lagi.
Fino selesai dan memakai handuk kimono nya. Dia berjinjit lalu melompat lompat pada keset kamar mandi supaya tidak ada air yang ikut dari telapak kaki nya.
Dia berjalan menuju lemari pakaian miliknya, Fino memakai kaus dalaman bergambar shaun the sheep serta sempak bergambar terung ungu. Tapi Fino tidak segera mengambil pakaian nya sendiri. Justru malah berdiri anteng dan memperhatikan baju baju milik Reka.
Lima menit kemudian terdengar suara Reka yang sedang menguap dan menyeru kearah Fino.
"Wah, udah mandi. Kok gak langsung dibaju Fin?"
"Umm... Fino lagi bingung pilih jaket punya Reka--eh, punya kita yang mau dipakai." Fino menjawab sambil memakai celana pendek miliknya lalu kembali lagi memilih milih jaket dijajaran baju milik Reka.
"Hm? Itu kan jaket Reka Fin."
"Enggak itu jaket kita!" Jawab Fino dengan sewot dan sedikit membentak.
"Loh, kok bisa gitu?" Reka mulai keheranan karena Fino kekeuh sekali dengan usahanya.
"Pokoknya mulai sekarang apapun punya Reka berarti punya Fino juga. Tapi yang punya Fino tetep punya nya Fino." Ucapnya sambil berkacak pinggang dan berbicara tegas kepada Reka.
"Waah, itu kan gak adil loh Fin."
"Enggak! Di rumah ini adil! Pokoknya adil!"
Reka berusaha menahan tawa tapi juga kesal dengan tingkah nya itu. Pasti ini karena kemarin ketagihan memakai kemeja miliknya, makannya Fino jadi sedikit terobsesi untuk memakai miliknya yang lain juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boyfriend has a Little Space 2
Short Story"Fino, nampaknya disini aku yang akan paling sulit melepaskanmu. Bisakah selamanya kita hanya seperti ini saja?" "Dengan senang hati, Reka."