Besides Chocolate, you're my favorite
.
.
..
.
."....A-aru minta maaf. Fino mau gak ikut Aru jalan jalan, Aru traktir kok."
Tiba tiba ketika Fino sedang asik main ayunan sambil ngemut permen susu keju, Aru datang dengan malu malu dan berbicara begitu. Fino berhenti main ayunan dan menghampiri Aru, di penglihatannya anak itu nampak malu sekaligus merasa bersalah untuk kejadian kemarin.
Fino sudah tidak apa apa karena boneka dino sudah diperbaiki berkat Reka dan nenek Sukma. Jadi Fino segera memeluk Aru lalu menepuk nepuk kepalanya, meski tangan Fino sedang lengket akibat lelehan permennya.
Seperti sebelumnya, dua anak ini memang mudah bertengkar tapi mudah juga berbaikan. Akar masalah yang sudah berlalu bahkan selalu terlupakan begitu saja.
"Mau kemana?" Fino bertanya dan hampir saja mengelap tangannya pada baju yang sedang ia pakai, sebelum Aru berteriak dan segera mengelap tangan Fino dengan tissue basah yang selalu ia bawa. Tak ketinggalan juga dia mengelap mulut Fino.
"Ke toko coklat! Hari ini kan valentine day." Aru berucap semangat dengan kedua tangan yang mengepal erat.
"Fino gak punya uang."
"Uang nya dari Aru, liat nih! Mama Aru kemarin kasih uang lewat Sky."
Mata mereka berdua berbinar saat Aru membuka amplop berisi beberapa lembar uang berwarna merah.
Fino pada akhirnya mengangguk setuju dan bergegas mengganti baju sesuai yang Aru anjurkan. Dia bilang lebih baik pakai baju kaos biasa saja, jangan baju bagus bagus. Meski Fino tak paham, tapi pada akhirnya ia menurut juga.
Mereka berdua pergi bersama menuju halte bus. Keduanya saling memperhatikan jalan dan terkadang menunjuk ini itu yang nampak menarik dimata mereka. Bahkan saat didalam bus pun mereka masih asik mengoceh, sampai sampai ditegur ibu ibu karena saking berisiknya. Alhasil Fino dan Aru pun terkikik lalu berbisik bisik melanjutkan pembicaraan random mereka.
"Hati hati turunnya ya adik adik." Paman supir berucap saat Aru sudah memberikan uang dan turun bersama Fino. Mereka berdua melanjutkan jalan, tepatnya Fino yang dituntun oleh Aru.
Tempat yang mereka kunjungi sangat ramai sekali, parahnya kebanyakan perempuan. Membuat Fino merasa kurang nyaman karena suasana berisik dan berdesakan.
"Fino gak mau... takut."
"Umm jangan takut! Kalau di apa apain bilang aja."
Aru menarik tangan Fino lalu masuk menuju toko itu. Baru datang saja keduanya langsung disambut oleh kakak pelayan toko dan langsung ditawari ini itu.
"Selamat datang. Wah akhirnya yang berkunjung ada cowok juga.... meski kayaknya cuman bocil huhuhu." Ucapnya yang langsung dimarahi oleh pelayan lain disebelahnya.
"Aduh kamu ini. Eheum! Silahkan masuk ya, mau beli coklat atau sekalian ikut kelas ngehias coklat?"
"Ngehias coklat kak." Aru menjawab dan langsung membayar biaya daftar untuk kelas menghias coklat.
Mereka pun diarahkan menuju ruang khusus yang wangi sekali oleh coklat coklat, membuat Fino berbinar senang dan berjingkrak jingkrak. Aru segera menenangkan Fino, dia membuka jaket Fino lalu menyimpannya di tempat penitipan khusus. Mereka pun ikut duduk disebuah kursi yang berhadapan dengan meja yang dipenuhi coklat serta permen.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boyfriend has a Little Space 2
Short Story"Fino, nampaknya disini aku yang akan paling sulit melepaskanmu. Bisakah selamanya kita hanya seperti ini saja?" "Dengan senang hati, Reka."