Iya juga, Choco udah lama gak update NSFW. Yaudah nih deh, hihi^^ tapi jangan lupa vote sama komen yang banyak, jangan sungkan jangan malu malu!
Terima kasiiii<3
Eh iya, yang merasa kurang nyaman boleh kok di skip atau gak baca
.
.
..
.
..
.
.Masalah Fino
&
Masalah Aru.
.
."Udah nangis nya, hm?" Hagia bertanya kepada Aru. Dia usap pipi itu yang sudah kemerahan karena terlalu lama menangis. Hagia juga merasa kasihan, salah nya sendiri tak terus terang akan mengambil barang pesanan mereka. Karena pada awalnya ia kira tak akan menjadi seperti ini, biasanya juga ketika mengambil paket ia akan pergi sendirian tanpa Aru. Yah, dalam 365 hari pasti ada saja kan masalah seperti ini yang terselip diantaranya.
Hagia meminta maaf kepada Harumi, dia memberikan uang tips dan juga rating bintang lima pada toko alat makan milik wanita itu. Mereka lalu berpamitan dan pulang, pun dengan Harumi yang malah tertawa disepanjang jalan. Ia jadi ingin cepat pulang dan menceritakan kejadian itu pada karyawan karyawannya.
Karena Hagia tak membawa mobil, alhasil mereka hanya berjalan kaki dan saling diam diaman. Lagi pula Hagia masih menunggu permintaan maaf dari Aru yang sudah seenaknya menuduh selingkuh.
Hingga sore sekali mereka sampai ke rumah. Hagia segera menyimpan paper bag nya ke tempat aman. Kemudian ia berbalik menatap tajam kearah Aru. Ia perhatikan baju yang anak itu pakai, begitu manis namun sangat seksi. Hagia lalu berpikir sejenak, kira kira hukuman apa yang pantas untuk Aru, karena tuduhannya tadi siang entah kenapa sedikit menyinggung perasaannya.
"Masuk ke kamar." Setelah mengucapkan itu, Hagia segera mengunci pintu lalu mencuci tangan. Kemudian menyusul Aru menuju kamar dan menatap anak itu dari atas sampai bawah.
Aru tengah menunduk, tangannya saling meremat rok yang masih dipakai nya itu dengan gugup. Mata yang tadinya sembab karena menangis pun kini nampak gelisah dan takut.
Hagia mendekat, ia raih dagu Aru lalu langsung melumat bibir itu. Setidaknya saat ini ia butuh menyalurkan emosinya. Hagia memiringkan kepalanya dan memperdalam ciuman itu, tengkuk Aru ia tahan lalu tubuhnya ia dorong hingga kini mereka sudah berbaring di ranjang.
Ciuman terhenti menyisakan bunyi kecipakan yang cukup nyaring, untaian saliva tipis membentang diantara kedua bibir mereka. Hagia kembali mencium Aru, kini lebih menuntut dan lebih memburu. Lidahnya menjulur, saling melilit dengan milik Aru, membuat anak itu mendesah dan semakin membuat Hagia panas.
Leher Aru ia usap, kemudian tanpa berlama lama lagi langsung ia bubuhkan ciuman yang membekas menjadi kissmark, banyak sekali sampai Aru terus terusan meminta berhenti karena takut bekasnya akan susah hilang. Tapi Hagia mana peduli.
Hoodie itu ia singkap bersamaan dengan kaus yang Aru pakai, kini terpampang dada mulus dengan nipple pink nya. Perut rata yang dibalut rok mini itu sungguh menggoda Hagia, apalagi paha ramping Aru yang putih tanpa cacat.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boyfriend has a Little Space 2
Короткий рассказ"Fino, nampaknya disini aku yang akan paling sulit melepaskanmu. Bisakah selamanya kita hanya seperti ini saja?" "Dengan senang hati, Reka."