37 Maaf Maaf-an

3.8K 651 60
                                    

Kalau Choco minta vote sampai 500 boleh nda? Habis tu baru Choco update lagi.

Itu loh ih pencet yang bintang itu di pojok kiri. Terus data nya hidupin dulu biar lancar, gitu mudah kan 😤

Apa di wp kalian bintang vote nya ada di langit? 🤷‍♂️

Ah iya... Choco potong rambut tapi gagal malah jadi kayak nobita. Bisakah kalian spill obat cepet penumbuh rambut 🙂

.
.
.

.
.









Dengan pipi kemerahan yang mulai terasa nyut nyutan, Fino berusaha mengadu tentang perlakuan teman baru yang ia temui hari ini.

Reka juga nampak serius, mana boleh Fino disakiti begini. Ia teramat emosi, sekilas ingin rasanya memarahi habis habisan anak bernama Tobias itu. Tapi tentu nya Reka berusaha mendengar dulu cerita dari Fino, karena siapa tahu dia nya sendiri yang membuat ulah.

"Gara gara ini." Ucap Fino sambil memperlihatkan serutan pensil lumba lumba warna biru.

"Padahal ini udah Fino pegang mau bayar, lalu syuuung! Dia ambil, Reka! Fino didorong.... ini sakit." Begitulah jelas Fino. Tangan nya terangkat tinggi tinggi sambil memegang rautannya. Lalu diarahkan ke samping, mencoba memperagakan kejadian perebutan rautan yang menimbulkan aksi perkelahian itu.

Lalu tangan Fino memegang tengkuk lehernya. Itu bagian yang tadi dia bilang sakit. Fino berbalik lalu minta dicium oleh Reka, biar sakitnya hilang.

"Terus... Fino gak tau, Fino mau main ketemu teman baru, mau kenalan tapi malah ditendang ini. Sakit, Reka." Lanjut Fino menjelaskan kejadian di kamar Tobias. Ia menunjuk bahunya yang ditendang tiba tiba.

"Mulut Fino ditutup, Fino gak bisa nangis ke Reka. Fino mau mati itu tuh!" Bibirnya melengkung ke bawah saat Fino ingat bagaimana Tobias memperlakukannya.

"Terus yang namanya Sorin dateng. Dia gak cantik kok, tapi dia suka bilang kalau dia cantik. Terus suka ngaku jadi pacar nya Tobias. Dia ambil boneka dino punya Fino!"

Fino terus bicara selagi memakan yuppie satu persatu. Reka juga telaten memijat kaki anak itu. Mereka sedang duduk berhadapan diatas sofa.

"Terus mereka berantem. Beda sama berantem nya Fino sama Aru. Mereka pukul pukul nya keras."

Tamat. Fino selesai bercerita lalu menatap penuh kearah Reka. Dia minta pembelaan, mau dimanja dan berharap Reka membelikan sesuatu gitu buat obat hati nya.

"Kaget ya sama pertemanan kayak gitu. Kalau Fino gak nyaman sama mereka, gak papa jangan mau ketemuan lagi. Masih ada orang yang cocok main sama Fino, contoh nya Aru." Reka memberi nasehat.

Sebenarnya tak masalah jika Fino bertemu orang orang seperti Tobias, Fino jadi tahu jika keadaan orang lain ada yang lebih parah darinya. Dia juga tidak mengenal dua anak kemarin itu dan bagaimana latar belakang mereka.

Reka hanya merasa sangat khawatir jika Fino tak bisa menghadapi nya.

"Denger Fin, gak papa balas pukul kalau kamu lagi merasa terancam. Atau kasih aja jurus andalan Fino, yang suka dikasih ke ayah."

"Huum? Apa?"

"Itu loh, gigitan cap Fino. Hahaha sakit tau Fin." Jelas Reka sambil tertawa. Ia ingat dulu pernah digigit Fino beberapa kali. Ada gigitan yang memang diniatkan bercanda, ada yang diniatkan untuk membunuh. Waktu itu bekas gigitan Fino meninggalkan luka memar yang membiru parah. Teman kampus Reka bahkan sampai mengira jika dirinya di kdrt.

My Boyfriend has a Little Space 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang