Fino kini sedang susah payah menyusun beberapa naget kedalam kotak makan siangnya, rencananya hari ini dia mau camping dadakan bersama Aru di balkon kamar. Fino mengusap keringatnya dan menatap bekal makannya dengan bangga, ada nasi kepal yang dibuat Reka, ada keju gulung daging buatan Reka, ada salad ekstra timun buatan Reka dan sisanya ada tiga buah naget panggang buatan Fino. Yah.. pokoknya Fino bangga sekali dengan bekalnya hari ini.
"Udah? Apalagi yang mau dibawa?" Reka bertanya setelah menyiapkan susu strawberry dan juga sebotol air mineral.
"Fino mau yuppie tapi Aru bilang gak boleh bawa itu."
"Loh kenapa?"
"Soalnya nanti gak seru, gitu katanya."
"Ada ada aja." Reka menggeleng gelengkan kepalanya lalu mulai memasukan semua itu pada sebuah tas. Terkadang Reka sangat tidak paham tentang apa arah pembicaraan antara Fino dan Aru, mereka seperti bicara melantur tapi disampaikan dengan raut muka yang serius sekali.
"Kalau gitu sudah kan? Yuk Reka anter." Reka sudah berbaik hati menawarkan bantuan karena tas berisi makanan, baju dan juga boneka milik Fino itu lumayan berat.
Tapi ternyata Fino menggeleng dan merebut tas tersebut, dia gendong walau sedikit kesulitan karena berat.
"Fino bisa kok! Dadah."
"Hahaha iya, dadah."
Reka melambaikan tangan untuk membalas Fino. Anak itu segera berangkat menuju kediaman Aru seorang diri.
"Gak mau cium dulu Fin? Nanti kan pasti kangen." Reka sedikit berteriak, ia lihat Fino berbalik lalu tersenyum manis sekali. Anak itu kembali lagi ke hadapannya lalu memeluk Reka dengan erat. Dia menempelkan bibir nya untuk beberapa lama lalu setelahnya mendusel kearah leher Reka.
"Jangan nakal ya, kalau nakal nanti pasti ngerepotin Hagia."
"Umm iya!"
Fino keluar dan berjalan menuju kediaman Aru. Anak itu sudah tertawa pelan disepanjang jalan karena sudah tidak sabar untuk bersenang senang. Sekedar informasi, Fino itu paling suka camping loh. Mau di cagar alam, dilapangan, atau didalam kamar sekali pun anak itu akan sangat senang sampai pipinya memerah. Seperti saat ini, dia mengetuk pintu rumah Aru dan Hagia, menyapa mereka berdua dengan bahagia lalu terkagum dan berbinar cerah saat melihat sebuah tenda lumayan besar ada di balkon kamar Aru.
"Lihat, keren kan! Ini baru beli loh."
"Eum! Keren." Fino menyimpan tas nya disamping tenda lalu mulai masuk kedalam dan berguling guling senang. Merasa sangat nyaman karena alas tenda nya terasa empuk dan juga ada banyak bantal dan guling.
"Main yang akur ya." Hagia berucap lalu pergi keluar setelah pamit, dia masih ada jadwal kuliah dan dengan terpaksa meninggalkan mereka berdua.
"Fino ayo makan." Aru menegur Fino sambil memperlihatkan kotak bekal nya sendiri. Tentu saja Fino patuh dan mengeluarkan kotak bekalnya juga beserta air minum nya.
Bekal milik Aru isinya sangat fantastis, ada burger dan juga naget, sosis dan cumi bakar, ada juga takoyaki dan jagung manis di kotak bekal yang terpisah. Membuat Fino melongo dan sontak saja mau itu semua.
"Fino mau."
"Gak boleh! Kan Kak Aru bilang bawa bekal sendiri sendiri."
Yap, saat Fino hendak mengambil cumi bakar yang nampak menggiurkan itu, Aru berceloteh melarang Fino. Entah kenapa hari ini dimata Fino, Aru nampak lebih galak dan lebih kejam dari biasanya.
Fino mengurungkan niatnya dan fokus pada makanannya sendiri. Karena rasa laparnya hilang begitu saja, Fino hanya makan naget dan juga salad yang ia bawa lalu minum air putih seadanya. Sedangkan Aru lahap sekali makan semua itu sendirian. Fino menyimpan kotak bekalnya dipinggiran tenda lalu mulai masuk kedalam dan memainkan boneka miliknya, ia susun beberapa bantal hingga kini membentuk sebuah lingkaran yang mengelilinginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boyfriend has a Little Space 2
Historia Corta"Fino, nampaknya disini aku yang akan paling sulit melepaskanmu. Bisakah selamanya kita hanya seperti ini saja?" "Dengan senang hati, Reka."