41. Penyamaran bersama suami

227 10 0
                                    

Bell istirahat berbunyi panjang sekali, 'Kriiinggg...' guru wanita menatap anak-anak didiknya, "Tugas dikumpukan. Lufi ambil buku pekerjaan teman-teman kamu."

"Baik, bu." ujar Lufi. Lalu ia mengkomandoi teman-temannya, "Berdiri, beri salam." Tiwi mengikuti teman-temannya untuk berdiri dan memberi salam. Setelah mengangguk kepala sambil senyum, guru itu berjalan meninggalkan ruang kelas. Lufi, ketua kelas keturunan Afrika itu berkata pada teman-temannya, "Yoo, mana buku tugas kalian. Sini kumpulin ke mejaku."

Tiwi mengantri berjalan menuju meja Lufi yang duduk paling depan di sudut jendela. Gadis manis itu merasa salut pada kelas ini, tidak membedakan ras putih dan hitam, memilih Lufi, pemuda Negro bertubuh gemuk. Di belakang Tiwi ada Theresia, ketika mereka berdua mengumpulkan buku tugas yang barusan dikerjakan, Lufi berkata, "Anne, kamu lunch gabung dengan Gank kami ya."

"Gank?? Kalian punya Gank??" ujar Tiwi kaget.

"Gank?? Kalian punya Gank??" ujar Tiwi kaget

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Iyalah. Gank bunda Theresa. Sebagian kelas ini asrama di putra dan putri bunda Theresa. Jumlah kami yang asrama ada lima belas orang, sepuluh putri dan lima putra. Kalo kamu mau bisa jadi gank kami."

"Pasti maulah si Anne, Lufi." sahut Theresia nyengir, "Anne juga asrama di bunda Theresa."

"Wah, bagus dong. Tiga hari lagi kan sekolah libur. Jadi kita bisa habiskan waktu santai di asrama."

"Eh, kok udah libur? Apa liburan panjang?" tanya Tiwi. Ia berpikir kalo libur, mungkin ia bisa pake bekerja dan mengunjungi Mark dan orangtuanya.

"Liburnya hanya empat hari, Anne. Kan kelas tiga ada ujian khusus. Jadi kelas satu dan dua diliburkan." jawab salah seorang murid laki-laki yang bernama Robert setelah Tiwi membaca papan nama yang menempel di dada murid berambut pirang. Robert mengumpulkan buku paling akhir. Semua teman-teman mereka sudah berhamburan keluar kelas menuju kantin.

Lufi dibantu Robert membawa tumpukan buku tugas sebanyak dua puluh enam buku tebal. Dua pemuda itu mengajak Tiwi dan Theresia ikut bersama mereka berjalan menuju ruang guru.

Tiwi, Robert dan Theresia menunggu Lufi yang masuk ke ruang guru dengan membawa tumpukan buku. Sepuluh menit kemudian Lufi keluar sambil mesem-mesem. "Kamu kenapa, cengeesan gitu?" tanya Robert menatap Lufi.

"Nanti aja aku cerita, sekarang kita makan dulu." ujar Lufi. Mereka berempat berjalan menyusuri kolidor demi kolidor sekolah setelah turun dari lantai atas, sekarang berjalan di lantai satu. Tiwi memperhatikan setiap kolidor sekolah itu sambil membiarkan tangannya digandeng Theresia. Dari jauh sudah terdengar keramaian siswa siswi high school Xaverius di sebuah ruangan yang besar yang disebut kantin sekolah.

Kantin high school Xaverius...

Kantin high school Xaverius

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
You Are My Home Darling Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang