"My Niece, sekarang pinter deh."

260 11 0
                                    

Still flashback on....

Alfri terpaksa kembali meringkuk di tempat ia berbaring di pojokan gudang itu, ia mengeluh dalam hati, terlalu sibuk ia jadi ingat belum sholat magrib dan isya, "Aduh, aku belum sholat nih. Ya Alloh, suruh orang itu pergi, biar aku bisa tunaikan ibadah sholatku yang tertunda." ucap batin Alfri sembari meringkuk miring, wajahnya memandang langit yang terlihat hitam dan disinari cahaya bintang.

Alfri melihat ada kerlip-kerlip cahaya bintang yang menurutnya sangat terang sambil mendengar sayup-sayup suara cicit tikus bersahutan, bulu kuduk pria tampan itu seketika meremang meskipun ia pernah nongkrong di tempat yang tidak menyenangkan ber...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alfri melihat ada kerlip-kerlip cahaya bintang yang menurutnya sangat terang sambil mendengar sayup-sayup suara cicit tikus bersahutan, bulu kuduk pria tampan itu seketika meremang meskipun ia pernah nongkrong di tempat yang tidak menyenangkan bersama Bastian, suara tikus, dan binatang seperti kecoak dan lain-lainnya harus sudah biasa untuknya tapi tetap saja Alfri takut.😅

Doa Alfri terkabul, tiba-tiba saja dua penjaga itu lalu masuk ke dalam gudang, Alfri mengucap kata 'Alhamdulilah' lalu ia pun pergi dari sana, Bastian menemaninya dalam penyamaran hari pertama, penyamaran hari kedua Bastian harus ke TKP lain.

Alfri seusai bersih badan sebersih-bersihnya di apartemennya, lalu sholat isya, memakai seragam polisi yang bersih, ia langsung ke TKP tempat terjadinya kasus bunuh diri di kamar hotel malam itu juga meski jam sudah menunjukan jam tiga dini hari. Kasus gadis bunuh diri yang ia dan istrinya tonton di televisi seusai Alfri dan istrinya bercinta.

Di TKP ada garis polisi berwarna kuning tempat jatuhnya gadis bunuh diri yang terjun dari salah satu balkon kamar. Setelah mengenakan sarung tangan, Alfri melihat anak buahnya berjaga dan memeriksa kamar tempat gadis itu menginap, di sana masih ada dua rekan Tiwi di forensik sedang memeriksa dan menyiram luminol untuk dimasukan ke data DNA. Alfri sempat melihat proses pencahayaan luminol itu bekerja, ceceran darah tercetak dengan jelas dari pencahayaan gelap tetapi berhubung tidak lama, Alfri lalu bertanya pada seorang rekan kerja Tiwi yang bernama Judith, "Si Tiwi apa gak ke sini??"

"Tadi ke sini, Kapten. Tapi dia langsung ke forensik bawa jenasah untuk otopsi." jawab Judith, membalas tatapan Alfri. Yang ditatap mangut-mangut seraya menjawab, "Oh, gitu. Aku mau ngecek kamarnya. Data forensiknya cepat laporkan padaku."

"Siap Kapten." jawab Judith seraya mengangguk lalu melanjutkan lagi pekerjaan meminta hasil foto itu untuk melihat apa memuaskan atau tidak, sementara Alfri melanjutkan jalannya menuju bangunan hotel. Ia merasa lelah tapi ia harus mengecek sebentar supaya apa yang ia lihat sesuai dengan laporan anak buahnya nanti.

🚔👮🚔👮🚔

Setelah melakukan perundingan bersama dari laporan yang Alfri dapatkan, bersama beberapa anak buah, Kapten William dan Alfri melakukan penyergapan di gudang itu, meski dalan hati kecil Alfri, Alfri ragu-ragu benar tidak gudang itu dijadikan penampungan. Penyamarannya bersama Kapten Cathleen dijadikan rencana kedua kalo misi penyergapan ini gagal. Sore itu, beberapa mobil sipil datang lagi ke gudang yang ada di dekat pelabuhan, sebuah gudang koperasi bekas penyimpanan hasil tangkapan nelayan. Konon gudang itu pernah terjadi kebakaran, atapnya sudah hangus terlalap api tapi setelah itu entah mengapa bangun gudang itu tidak direnovasi lagi.

You Are My Home Darling Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang