10. "Tiwi, buka pintunya..."

623 20 1
                                    

Dengan wajah yang terpasang cengo, Tiwi menambahkan kata-katanya, "Kok aku sih, Om Alfri. Gigiku normal, putih bersih dan kagak nyut-nyutan."

Alfri yang tidak ingin kata-katanya terbantahkan, menarik lengan istrinya itu, "Tiwi, Ayok turun. Aku udah bikin janji dengan dokter gigi itu untuk kamu." kata Alfri dengan bahasa Indonesia.

Tiwi menepiskan pegangan tangan Alfri dari lengan tangannya, "Gak mau. Aku gak mau, Om... Lepasiin...!!"

Alfri tetap ngotot ia harus membawa Tiwi ke dokter gigi supaya Mark tidak pedekate dengan Tiwi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alfri tetap ngotot ia harus membawa Tiwi ke dokter gigi supaya Mark tidak pedekate dengan Tiwi. "Kamu gak boleh ngelawan apa kata suami, ya. Ayok, turun Tiwi!!" nada suara Alfri naik satu oktaf, tangannya berusaha lagi memegang tangan Tiwi, tetapi Tiwi juga berusaha menepiskan tangan pria tampan itu sambil menampar-nampar tangan yang menyentuh tangannya, "Iih, gak mau. Om Alfri singkirin tangan kamu ini..."

"Ayok, turun...!!" kata Alfri, ia tidak peduli tangannya ditampar-tampar Tiwi, "Kamu bukan anak kecil yang harus digendong dulu, kan." Alfri menyeringai melihat Tiwi yang masih duduk di jok, tubuh Alfri sedikit membungkuk untuk bisa melihat dan meraih tangan Tiwi, Istrinya terlihat mencibik dan menyahut sambil terus menepis tangan Alfri supaya tidak menyentuh tangannya, "Bodoh! Kan emang aku tetap terlihat masih kecil dibanding umur Om Alfri."

"YEACKKK!! Kamu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"YEACKKK!! Kamu...!!" mata Alfri sampai mendelik, ia sadar umur mereka memang terpaut jauh, pria tampan itu kesal melihat istrinya mendengus dan melet-meletkan lidah mengejeknya.😛 Alfri menegakkan tubuhnya sambil tidak menyerang tangan Tiwi lagi, pandangan mata pria tampan itu masih mengarah pada istrinya, "Oh, gitu ya. Beneran gak mau turun?" ucap Alfri, memasukan kedua tangannya ke dalam saku celana jeans-nya, mereka berdua mengenakan jaket, sekitar tempat Alfri memarkirkan mobilnya di pinggir jalan raya itu lalu lintas tidak terlalu ramai dan ada pasien yang masuk ke klinik gigi itu. Terpikir olehnya apa yang bisa membuat Tiwi berubah pikiran, sejenak Alfri memutar otaknya dengan cepat, "Oh, aku mau tanya ke mamah kamu, ah. Kalo istri gak nurut suami, pantasnya diapain ya, ditabok...dicincang-cincang....dicium...atau diajak makes love...atau..."

Bola mata Tiwi membesar mendengar ucapan Alfri, ia jadi bergidik kalo Alfri sampai menghukumnya seperti itu, ia terkejut melihat Alfri merogoh saku celananya dan mengeluarkan ponselnya, buru-buru Tiwi keluar dari mobil dan menutupnya sehingga terdengar bunyi pintu mobil menutup rapat, sambil berteriak dengan panik dan berusaha merampas ponsel yang dipegang Alfri, "Yeack, Om Alfri... Jangan...jangan telpon Mommy... ntar aku dinasehati puanjaaang sampe aku ngantuk-ngantuk." ujar Tiwi, suaminya terlihat ketawa-ketawa sambil mengangkat tinggi ponselnya supaya tidak terjangkau oleh Tiwi. Dalam hati Alfri meringis, "Ohh, Mommy itu kelemahan si Tiwi...got Cha Tiwi, hehehe..." Dengan mesem-mesem, Alfri tiba-tiba ingin mengerjain Tiwi dengan mengatakan, "Sekarang ikut aku masuk ke dalam."

You Are My Home Darling Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang