8. Cemburu🥺

886 32 0
                                    

Di apartemen Bogenville lantai tiga....

Pagi itu jam menunjukkan pukul setengah delapan, sayup-sayup Tiwi mendengar suara alarm jam yang berasal di dalam kamar berbunyi, posisi tidur Tiwi di sofa ruang keluarga itu sedang telentang, mendengar suara alarm berbunyi, sambil masih memejamka...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi itu jam menunjukkan pukul setengah delapan, sayup-sayup Tiwi mendengar suara alarm jam yang berasal di dalam kamar berbunyi, posisi tidur Tiwi di sofa ruang keluarga itu sedang telentang, mendengar suara alarm berbunyi, sambil masih memejamkan mata, tangan kanan dan kaki kanan Tiwi terangkat, tangannya itu hendak meraih jam wekernya dan kaki kanannya memutar pinggulnya supaya bisa meluaskan wilayah tidurnya dengan posisi miring, di pikiran Tiwi yang masih tidur dan Terbayang kenyaman tidur di ranjang empuknya itu tidak menyadari bahwa ia tidur di sofa ruang keluarga yang berwarna putih. Walhasil, terdengar suara 'gedebuk' Tiwi terjatuh menggeletak di karpet. Untuk beberapa saat gadis manis imut itu tak bergerak dan berpikir kenapa dia jatuh, kedua matanya membuka menatap langit apartemen yang berwarna putih, lalu ekor matanya melihat ada meja panjang di sampingnya. Tiwi langsung bangun dan duduk di karpet itu, "O iya, aku kan tidur di sofa. Eh, jam berapa ini, aku harus ke kantor." pikir Tiwi, lalu berdiri, ia langsung teringat, "Eh, ini kan aku libur. Si Mark juga libur. Pasti sebentar lagi Nongol dan nagih minta dibuatkan sarapan." pikir Tiwi.

Lalu ia bergegas berjalan menuju kamar setelah merapikan kembali kotak P3K, tas dokter, membuang dua alat bekas suntikan dan sampah yang ada di sekitar meja dan sofa, membuang air bekas bersihkan kaki dan menaruh pakaian kotor ke keranjang cucian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lalu ia bergegas berjalan menuju kamar setelah merapikan kembali kotak P3K, tas dokter, membuang dua alat bekas suntikan dan sampah yang ada di sekitar meja dan sofa, membuang air bekas bersihkan kaki dan menaruh pakaian kotor ke keranjang cucian.

Sambil menenteng sarung pistol, dan atributnya Alfri yang Alfri taruh di semi jas beserta membawa tas dokter dan kotak P3K, Tiwi membuka pintu kamar itu dan melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar. Ia melihat Alfri tidur nyenyak berselimut bedcover. Gadis itu mengambil karet gelang, sambil menguncir rambutnya menjadi satu setelah menaruh benda-benda yang ia tenteng ke walk in closet wardrobe dan nakas rias, ia sempat melihat ponsel dan dompet Alfri tergeletak di atas nakas--Alfri melepas celana panjangnya setelah menaruh dompet dan ponsel di nakas meja rias. Tiwi berjalan menuju korden jendela kamar dan menyingkap korden jendela kamar itu sehingga ada cahaya alami masuk ke kamar tidur itu.

Sebelum keluar, Tiwi berjalan menuju ranjang dan berdiri di sisi Alfri tidur pulas, terdengar desah napas lembut Alfri, Tiwi mengamati wajah Alfri yang saat itu tidur dengan posisi telentang, Tiwi tersenyum melihat pria tampan itu tidur, "Suami...eh, Om aku ternyata tampan juga." ujar Tiwi lirih, lalu tangannya terulur dan memegang kening Alfri, ia khawatir luka sabetan pisau itu membuat Alfri masih demam meski ia sudah memberikan obat penurun panas.

You Are My Home Darling Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang