84. "...Kencan Sex Semata."

126 5 0
                                    

Mark mengepal kedua tangannya sambil menggigit bibirnya, nada tinggi suara Alfri dirasakannya sebagai pertanda Alfri saat ini sangat syok dan marah besar, "Alfri..." batin Mati ikut frustasi, dan mengeluh pada dirinya sendiri mengapa ia menyetujui apa yang dilakukan Tiwi, "Oala, Tiwi manis....lihatlah betapa lukanya macan kepolisian ini akhirnya..."

Hakim Nicholas menurunkan tangannya yang melingkari pundak Tiwi setelah Tiwi mengucapkan terimakasih di luar gedung pengadilan LAPD. Melihat air muka sedih dan gesture tubuh Tiwi yang gemetaran pertanda Tiwi tidak dalam keadaan baik-baik saja, hakim Nicholas menarik tangan Tiwi sambil berkata, "Kamu gak ada jadwal kan, ayok ikut aku."

Tanpa berkomentar, Tiwi memandang hakim Nicholas sambil membiarkan dirinya digiring pria itu, ia dan hakim Nicholas bergabung dengan dua hakim muda rekan kerja hakim Nicholas memasuki lift, tangan hakim Nicholas tidak melepaskan pegangannya di pergelangan tangan Tiwi untuk menguatkan hati wanita manis imut itu. Hal itu membuat keheranan dua hakim muda melihat Tiwi dan hakim Nicholas lalu salah salah seorang hakim muda laki-laki bertanya, "Alan kenapa si Tiwi?"

"Cooling down masalah rumah tangga." jawab hakim Nicholas.

Hakim muda yang tadinya bertanya pada hakim Nicholas kini menatap wajah manis Tiwi yang terlihat kalut, lalu hakim muda itu berkata, "Tiwi, daripada kamu stress, ngapain kamu menghindari permasalahan kamu? Kamu dan Alfri tuh bukan orang awam yang ngambek-ngambekan masalah."

"Iya Tiwi." sahut hakim muda satunya, mulutnya nyengir sambil menambahkan kalimat yang ia ucapkan, "Rasanya lucu dengan posisi kalian yang punya anak buah tapi ngatasin masalah harus pake jurus ngambek menghindar."

Tiwi tercengang mendengar kata bijak dua hakim muda itu dan membatin, "Apa yang udah aku lakukan? Pasti om Alfri bingung dengan semua ini." sementara itu hakim Nicholas mengusap rambut Tiwi, "Tuh dengar apa kata anak buahku, hehe." ujar hakim Nicholas meringis geli, meski ia menyimpan rasa sayang khusus untuk Tiwi, apa yang dikatakan dua hakim muda itu benar adanya, "Sekarang tenangkan dulu pikiranmu dan setelah itu temui suamimu. Kamu harus tahu apa tanggapannya dengan niat kamu ini."

"Ya. Mengapa aku harus lari dengan masalah ini." ujar Tiwi, memandang tiga hakim yang berdiri di depannya sementara lift berjalan sesaat lalu membuka, "Aku akan temui suamiku setelah aku siap."

Tiga hakim itu langsung mengacungkan jempol sambil nyengir, pintu lift membuka, mereka mengajak Tiwi, "Ayok, kita ngerumpi di ruang Alan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tiga hakim itu langsung mengacungkan jempol sambil nyengir, pintu lift membuka, mereka mengajak Tiwi, "Ayok, kita ngerumpi di ruang Alan."

Satu jam kemudian, Tiwi keluar dari ruang Hakim Nicholas, ia menguatkan dirinya untuk menemui Alfri.

Flashback on...

Alfri meninggalkan gedung pengadilan LAPD tanpa mempedulikan Mark dan Jaksa Dicky dengan membawa rasa kecewa dan sedih sekali atas keputusan Tiwi, pria tampan berseragam polisi itu berjalan menuju lift, tak ada senyum dan membalas sapaan orang-orang yang mengenalinya sehingga membuat heran dan saling bertanya pada lawan bicara mereka dan melihat wajah tampan Alfri tiba-tiba tidak sedap dipandang mata, "Hey, ada apa dengan Kapten Alfri?"

You Are My Home Darling Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang