Apartemen Bogenville...
Alfri yang sudah rapi mengenakan stelan seragam polisinya, melihat istrinya yang juga sudah rapi dan seperti bergegas berpamitan pada orang tua mereka, Ratna membantu istri adiknya menyiapkan sarapan, Prasetyo duduk di meja makan sambil ngemil roti bakar buatan istrinya. Terdengar suara Alfri dengan air muka heran, "My Niece, kenapa kamu seperti buru-buru?? Ini masih jam setengah tujuh."
"Aku mau ke apartemen Mark, Om."
Mata Alfri seketika membelalak menatap istrinya mengecup Ratna untuk berpamitan, "What the hell?! Pagi gini ke apartemen Mark??!!" ucap Alfri dalam hati. Melihat Tiwi yang selesai berpamitan pada Ratna, Alfri berkata dengan intonasi suara naik satu oktaf tetapi penuh dengan penekanan, "Niece, kamu gak boleh pergi!! Kamu lupa siapa aku?"
Tiwi tercekat sambil memutar tubuh rampingnya disertai gerakan kepalanya, menatap Alfri yang berekspresi air muka galak dan menyorot tajam di kedua matanya. Prasetyo dan istrinya serta Ratna juga melihat ekspresi galak Alfri yang ditujukan pada Tiwi meski demikian Alfri terlihat gagah dengan seragam polisi dan topi bertengger di puncak kepalanya.
"Ya iya. Om Alfri itu Om aku satu-satunya di dunia." ujar Tiwi nyeplos begitu saja ketika dipandangi suaminya seperti itu.
"Selain itu, apalagi aku bagimu??" tanya Alfri tegas, tetap memandangi istrinya dengan ekspresi wajah dan gesture tubuh yang sama. Nada bicaranya pun masih intonasi penekanan perkata.
"Yaaa...Om Alfri itu...suami aku." setelah mengatakan seperti itu, air muka Tiwi memerah seperti kepiting rebus.
"Apa kamu perlu dinasehati orang tua kita, tugas istri apa??" ucap Alfri. "Aku masih di sini, kenapa kamu pergi gitu aja, gak layani aku, Hmm.."
Istrinya Prasetyo ikut bersuara, sambil memandang anak perempuannya yang tertegun menatap Alfri yang mulai berjalan menuju meja makan dan mengambil tempat duduk di sebelah Prasetyo, "Nak, layani dulu suamimu baru kamu boleh pergi.." sahut ibunya Tiwi pada anak perempuannya itu.
Ratna melirik ke arah Alfri yang wajahnya seketika berseri-seri mendengar 'Layani dulu suami'. Dalam benak Alfri membayangkan ia dan Tiwi bercocok tanam, 'Harusnya Tiwi layani aku juga makes love yang sebenarnya.' ujar Alfri dalam hati, ia mendesah kecut teringat lagi ucapan Ratna subuh tadi. Ibunya Alfri menyela dengan sengaja mengatakan dengan sikap sok penekanan dan nada suara tajam yang diarahkan pada Alfri dan Tiwi untuk menjaga jarak karena status, "Suami formalitas merangkap uncle."
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Home Darling
RomanceKisah cinta unik antara letnan polisi yang harus terikat di pernikahan siri dengan seorang asisten jaksa wilayah yang ternyata itu pernikahan sah tercatat di KUA yang diatur Ratna, dengan lingkup memecahkan kasus pembunuhan yang mereka hadapi bersa...