75. "Niece, I love you..."

396 12 5
                                    

Mata Tiwi membulat lagi dan terlihat membesar pertanda ia sangat terkejut saat menatap David Abraham yang sedikit menurunkan dagunya melihat Tiwi, "Apaaah??? Sean dipenjara???" mulut Tiwi sedikit melongo diantara bicaranya.

"Mengapa dia di penjara, Uncle?" tanya Tiwi bingung, alias keningnya yang ia rapikan dengan pensil alis sedikit naik, matanya menatap pria tampan yang mengenakan kemeja lengan panjang berwarna biru langit dan celana jeans hitam dipadukan sepatu sneakers --penampilan David Abraham terlihat santai tetapi tetap menawan.

"Suami kamu yang jebloskan Sean, Tiwi." ujar David Abraham, "Tolong, bebaskan Sean, ya. Dia masih muda, SMA belum lulus. Please, Tiwi." pintanya dengan mimik muka melas minta tolong pada Tiwi.

Untuk beberapa detik lamanya, Tiwi terpaku karena Alfri tidak mengatakan sudah menjebloskan Sean ke penjara, "Apahh, kak Alfri yang melakukannya??" sama seperti Tiwi, Mark yang berdiri di sampingnya sambil menjinjing tas kerja juga heran tapi Mark...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Untuk beberapa detik lamanya, Tiwi terpaku karena Alfri tidak mengatakan sudah menjebloskan Sean ke penjara, "Apahh, kak Alfri yang melakukannya??" sama seperti Tiwi, Mark yang berdiri di sampingnya sambil menjinjing tas kerja juga heran tapi Mark tahu pasti ada alasan Alfri melakukan itu pada Sean. Lalu Tiwi berkata, "Apa uncle udah nemui Sean? Perlukah aku panggil sipir manggil Sean, uncle?"

Tanpa diduga sama sekali, dengan penuh harapan, tangan David Abraham yang masih memegang lengan Tiwi, kini menarik lengan itu sehingga Tiwi mengikuti langkahnya sambil berkata, "Ayok, Tiwi. Kita temui Sean sekarang."

Mark melongo melihat Tiwi digiring David Abraham menuju di salah satu bilik berkaca sekat itu. Tiwi berjalan mengikuti langkah David Abraham yang tinggi darinya, antara bingung dan penasaran bertemu dengan Sean. Langkahnya dan langkah David Abraham terhenti di bilik Sean. Mata Tiwi membelalak melihat Sean mengenakan seragam penjara berwarna oranye, mulut Tiwi menyeru dengan intonasi suara naik satu oktaf dengan masih berbahasa Inggris, "OMG, Sean....Sean..." sambil menepiskan pegangan tangan David Abraham, Tiwi melangkah cepat mendekat meja sekat berkaca itu, menjumpai Sean yang juga terlompat berdiri ketika melihat Tiwi, mulut Sean membuka sambil kedua tangannya diletakan di kaca ingin menyentuh Tiwi, mata Sean berkaca-kaca melihat sahabatnya sekaligus orang yang ia cintai itu kini menghampirinya, "Anne... Anne..."

Tiwi meletakan kedua tangannya di kaca bersekat itu seakan tangannya dan tangan Sean ingin saling menggenggam tetapi terhalang oleh kaca tembus pandang itu, "Apa yang terjadi denganmu?" tanya Tiwi, "Mengapa Kapten Alfri menjebloskan kamu, Sean?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tiwi meletakan kedua tangannya di kaca bersekat itu seakan tangannya dan tangan Sean ingin saling menggenggam tetapi terhalang oleh kaca tembus pandang itu, "Apa yang terjadi denganmu?" tanya Tiwi, "Mengapa Kapten Alfri menjebloskan kamu, Sean?"

You Are My Home Darling Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang