Dalam perjalanan menuju TKP dengan pengawalan beberapa sersan yang mengikuti mereka dari belakang, sambil nyetir sebuah mobil yang disewa pihak LAPD, Alfri dan Bastian yang menyamar jadi pembeli kokain dari bandar narkoba, tiba-tiba terlintas di benak Alfri, seraut wajah manis imut yang dimiliki Tiwi. "Eh, si Tiwi gimana kabarnya, ya. Aku belum jenguk dia, padahal mamah nitipkan dia padaku." pikir Alfri sambil memainkan setir kemudi mobil sewaan itu. Lalu berkata, "Bas, pulang dari sini. Aku gak ke tidur di mess."
"Lho, kenapa Al?" ujar Bastian heran sambil menoleh ke arah samping, "Oh, kamu mau have fun di klub malam, ya. Jangan lupa beli kondom dulu, bro!" ucap Bastian sambil cekikikan.
"Bukan. Aku mau pulang ke apartemen." jawab Alfri sambil membelokkan setirnya ke kanan, mobilnya pun membelok ke kanan dan melaju lurus lagi, "Aku belum nengokin si Tiwi."
"Apa perlu aku temani, Al. Sekalian aku ingin ketemu sama ponakan kamu itu."
"Gak usah. Besok pagi kan, kamu harus ke labfor dan langsung ke TKP." kata Alfri seraya sekilas melihat sahabatnya.
Bastian mangut-mangut. Sepuluh menit kemudian mereka tiba di lokasi perjanjian bertemu dengan pengedar kokain itu, sebetulnya kasus ini milik Letnan satu dari kantor cabang LAPD, tapi kapten Jack melimpahkan kasus ini pada Alfri karena Letnan satu itu sedang menunggu istrinya yang sedang melahirkan. Letnan satu itu sudah melakukan penyamaran sehingga bisa menarik perhatian pengedar narkoba itu dan malam ini adalah deal untuk transaksi.
Sambil menenteng koper berisi uang yang atasnya asli tetapi bawahnya uang mainan, Alfri berjalan bersama Bastian beriringan. Pandangan mata kedua polisi itu tajam mengawasi sekelilingnya meski pandangan mereka lurus ke depan. Di depan mereka, sudah menunggu beberapa orang yang menunggu kedatangan Alfri dan Bastian di sebuah tempat area danau buatan. Tempat itu hanya diterangi segelintir cahaya.
"Al, apa kamu yakin, tim kita udah nyebar. Tempatnya gelap nih." bisik Bastian agak takut karena lawan mereka berjumlah sepuluh orang, lawan tidak imbang untuk mereka yang hanya dua orang jika terjadi tembak-tembakan meski mereka sudah terlatih untuk itu--dari jauh, sepintas pandang Bastian menghitungnya cepat jumlah orang itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Home Darling
RomanceKisah cinta unik antara letnan polisi yang harus terikat di pernikahan siri dengan seorang asisten jaksa wilayah yang ternyata itu pernikahan sah tercatat di KUA yang diatur Ratna, dengan lingkup memecahkan kasus pembunuhan yang mereka hadapi bersa...