47.

395 31 1
                                    

Lanjutnya...

Satu bulan berlalu. Mew yang semakin sibuk dengan pekerjaannya sering datang ke kantor dengan membawa serta Gulf. Bahkan sering kali Mew meminta Gulf memakai pakaian wanita saat ke kantor nya. Ruangan pribadi Mew penuh dengan barang barang pribadi Gulf seperti alat makeup, pakaian wanita, bahkan lingerie seksi pun tersedia.

   Pukul 7 pagi Mew datang ke kantor dengan mengandeng tangan Gulf sayang. Hari ini Gulf tampil layaknya sekretaris lengkap dengan rok mininya. Sebenarnya Mew sempat protes dengan pakaian Gulf hanya saja Gulf ngotot ingin memakai nya.

   Mereka berdua tiba diruangan Mew bersama sama dan dikejutkan dengan kedatangan Mama Mew di ruangan.

  " Mama..." Kata Mew.

  " Sawadhikrup Tante..." Sapa Gulf.

  Mama Mew terlihat sedang m memperhatikan Gulf dengan seksama. Gulf merasa diperhatikan merasa sangat gugup apalagi dengan kondisi nya yang sekarang. Gulf hanya bisa tersenyum dan mencoba menenangkan diri.

  " Cantik juga calon istrimu Mew.. " celetuk beliau yang membuat Mew dan Gulf kaget, " aku tau siapa kamu, aku membiarkan kamu di sisi anakku, hanya karena Mew. Jangan berharap lebih dari ku selama kalian tidak memberikan anak untuk ku. Ingat Mew Mama sekarang mencoba menerima keputusan mu dan Mama meminta satu hal, beri mama seorang bayi dan mama tidak akan pernah merecoki semua urusan pribadi mu..   untuk mu Gulf, jaga dia. Aku pulang..." Lanjutnya lalu pergi

  Gulf POV

   Setelah kepergian mamanya phi mew tubuhku langsung melemas seketika. Phi Mew menuntunku dan mendudukkan ku di sofa.

  " Jangan pikirkan perkataan mama sayang..." Katanya lembut. " Denganmu saja sudah cukup tidak perlu seorang anak lagi di antara kita.." lanjutnya mengusap rambut ku.

  " Tapi apa yang beliau katakan benar phi ..." Jawabku. " Phi butuh penerus dan pastinya aku tidak akan pernah bisa memberikan nya kepada mu..."

  " Apakah kamu akan menyerah hanya karena masalah ini..?" Tanyanya dingin.

  Aku yang kaget mendera perkataannya mendongak dan memandang wajahnya. Terlihat raut wajah kesal di sana . Aku langsung memeluknya dan tubuhnya yang kaku menjadi sedikit rileks setelah ku peluk.

  " Tidak akan pernah phi , perjuangan ku untuk bersama dengan mu sudah sangat besar. Kalau Hanya karena ini aku menyerah. Berarti usaha ku selama ini sia sia.."

  " Terimakasih sayang. Ada banyak jalan untuk memiliki anak dan phi janji itu tidak akan pernah bisa memisahkan kita. "  Kata nya mengecup puncak kepala ku yang saat ini tengah kusenderkan di bahunya.

  " Phi banyak pekerjaan Kamu tidak apa apa menunggu kan. " Tanyanya

  " Kenapa harus bertanya, bukankah setiap hari selalu seperti ini phi, setiap kali kamu membawa ku kesini. Selalu harus menungui Kau bekerja dan berakhir aku juga mengerjakan pekerjaan ku sendiri di sini alih-alih menyelesaikan nya di kantor ku sendiri..." Jawabku

  " Hhhhh benar juga, tapi jangan lupa juga sayang kita bercinta disini juga. Seperti di sofa ini..." Katanya menunjuk sofa yang saat ini tengah kamu duduki. " Disana meja kantor phi, didekat jendela itu. Di sana...."

  " Stop phi bekerja saja jangan banyak bicara" kataku menghentikan omongannya sebelum semuanya terlambat.

   Dia tertawa sejenak lalu berjalan menuju mejanya sedangkan aku mengambil laptop yang aku bawa untuk mengecek email yang paman Mex kirimkan selama ini. 

  Kami larut dalam pekerjaan kami. Tanpa ada sedikitpun pembicaraan atau apapun.  Sampai sebuah dering telepon seluler memecah konsentrasi ku. Bahkan sampai phi Mew ikut memandang ku dengan mengabaikan pekerjaan nya sejenak dan tersenyum.

APA YANG SALAH DENGAN CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang