Happy Reading
*
*
*Pagi hari telah datang, cahaya rembulan yang telah redup sudah digantikan oleh sang mentari yang bersinar terang.
Di sebuah kamar terdapat dua orang berbeda usia sedang tidur lelap tanpa ada tanda tanda mereka akan bangun. Namun salah satu dari mereka terusik oleh sinar mentari yang masuk lewat celah celah gorden.
Ya, mereka adalah Arthur dan Ella. Arthur merasa terusik dengan sinar mentari itu. Ia membuka matanya dan melihat jam dinding yang menunjukkan pukul 07.00 WIB. Saat melihat ke arah samping kanannya, ia melihat Ella masih tertidur pulas. Rasa kantuk Arthur seketika menghilang melihat wajah Ella yang sedang tertidur yang terlihat manis dimatanya.
Ini adalah hari Sabtu yang seharusnya Arthur bekerja, namun ia urungkan karena ingin menemani Ella. Arthur segera menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Setelah selesai mandi ia menganti bajunya dengan baju santai dan keluar kamar menuju ruang makan untuk mengambilkan Ella sarapan. Sementara Arthur keluar kamar, Ella sedikit mengeliat karena terusik oleh sinar matahari yang menembus lewat celah celah tirai.
Engh
Lengguhan kecil terdengar dari bibir mungilnya, ia mencoba membuka matanya dan mengumpulkan nyawanya. Saat sadar ia bingung karena berada di tempat yang asing baginya.
"Ehh ini dimana?? Terus kok aku pake baju bagus gini sih?? apa jangan jangan ini di rumahnya om om yang kemarin lagi? Terus kok luka lukanya di perban semua sih? Apa ada pak dokter kemari? Kok aku gak tau sihh?? Kapan aku diobatinya terus kapan juga aku ganti bajunya?" pertanyaan beruntun Ella tanyakan pada dirinya sendiri, karena lelah mengoceh Ella berhenti bicara dan menatap langit langit kamar itu dengan sendu.
'Kalo ini di rumahnya om yang kemarin kira kira abis ini aku bakal di buang gak ya? Terus kalo om nya tau aku ini anak dari seorang wanita malam apa aku bakal di hina terus? Kalo aku minta di adopsi kira kira mau gak ya?' batinnya gelisah.
Ceklek
Pintu kamar dibuka membuat lamunan Ella buyar dan muncullah seorang pria yang membawa nampan berisi makanan dan segelas susu, ya orang itu adalah Arthur.
"Kau sudah bangun rupanya," tanya Arthur dengan berjalan menuju kasur king sizenya.
"Belum om, ini baru arwahnya doang yang bangun." Canda Ella yang dibalas tatapan datar dari Arthur.
"Makanlah, kau belum makan dari kemarin, atau mau ku suapi?" Tanya Arthur yang kemudian ia duduk di pinggir kasur.
"Oke om makasih hehe tapi aku bisa makan sendiri, aku dah besar jadi gak di suapin," kata Ella dengan kesal.
"Tapi tanganmu sedang sakit jadi om suapin oke?"
"Tap---"
"Gak ada tapi tapi an, om gak nerima bantahan." Potong Arthur saat melihat Ella hendak menolaknya.
Ella hanya mendengus kesal tapi tetap mau menerima suapan demi suapan dari Arthur, sedangkan Arthur sendiri tersenyum tipis meski hatinya berbunga bunga. Setelah selesai makan Arthur membantu Ella saat ingin minum dan diterima dengan senang hati oleh Ella. Meski pada awalnya Ella menolak disuapi oleh Arthur namun tak ayal hatinya merasakan kehangatan kasih sayang seseorang yang bahkan tak di kenalnya.
"Sekarang minum obatmu,"
"Tidak mauu, obat itu pahit om, Ella gak suka," rengeknya tak ingin meminum obat.
"Obat memang pahit kalo yang manis itu sirup Ella,"
"Ishh tapi tetep Ella gak mau,"
"Gini deh, kalo Ella mau minum obat nanti om kasih hadiah apa aja yang Ella mau, gimana??" tanya Arthur yang mencoba membujuk Ella.
"Beneran?" tanya Ella memastikan.
"Bener deh, janji?" ucap Arthur dengan mengangkat jari kelingkingnya.
"Janji." balas Ella dengan menautkan jari kelingkingnya.
Ella segera meminum obat yang di sodorkan Arthur dengan cepat sehingga tak terlalu merasakan pahit. Arthur tersenyum melihat Ella mematuhi perintahnya hanya dengan godaan kata 'hadiah'.
'So cute.' Batin Arthur gemas.
"Om pergi dulu ya, mau bawa piringnya ke dapur dulu oke?" pamit Arthur yang diangguki Ella.
Setelah melihat Arthur keluar kamar, Ella turun dari kasur dan melihat lihat sekitarnya. Karena ia anak yang hyperactive jadi rasa penasarannya ini benar benar membuncah. Ella berdiri di balkon kamar yang memang sedari tadi pintunya tidak ditutup.
"Woahh pemandangannya indah." Kagumnya saat melihat pemandangan diluar. Ada sebuah taman yang mempunyai air mancur yang tidak terlalu besar. Dan disekitarnya yang ada beberapa kelinci kelinci berwarna putih.
Mata berbinar kagum itu tak henti hentinya melihat pemandangan di depan matanya. Ia seperti sedang di sebuah istana megah sekarang. Mulut kecil itu tak henti hentinya menggumamkan kata keren dan sebagainya. Ia sangat terpesona sekarang.
*
*
*
*Vote comment and follow
Thank you
![](https://img.wattpad.com/cover/297066354-288-k566260.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy? END [REVISI]
Humor⚠Plagiat dilarang untuk mendekat⚠️ *** Ketidaksengajaan malam itu membuat mereka berdua terikat dengan sebuah hubungan antara ayah dan anak. *** Arthur Pramana De Morgan, pria berumur 29 tahun yang masih melajang hingga sekarang, mempunyai wajah tam...