-- 10 tahun kemudian --
Sebuah Sekolah Dasar tampak ramai di siang hari karena sudah waktunya pulang bagi para siswanya. Mereka langsung berhamburan keluar gedung saat berakhirnya pelajaran terjadi lebih cepat dari biasanya. Banyak para orangtua yang datang untuk menjemput anak-anaknya di sana. Beberapa kendaraan mewah saling berbaris dan menunjukkan betapa mahalnya biaya sekolah di sana. Dari mobil yang sudah terparkir, ada seorang pria berpakaian rapih sedang menunggu kemunculan seorang anak yang bisa dipastikan sudah melihat kedatangannya lebih dulu.
"Oh? Tuan muda Kim!" Panggilnya pada anak itu yang sibuk berinteraksi dengan teman-temannya.
"Baiklah. Sampai bertemu besok, Jaehyun. Aku akan memberimu kabar kalau aku sudah membeli medali untukmu nanti" Ucap salah satu teman yang segera meninggalkannya.
Anak itu segera dihampiri oleh pria yang memanggilnya tadi.
"Apa kau kembali membawa tablet untuk bermain game lagi di sekolah, tuan muda?""Tidak. Apa Ayah tidak bisa menjemputku lagi hari ini?"
"Manajer Kim sedang sibuk dengan pekerjaannya di kantor. Kau akan pulang bersamaku sekarang"
"Bagaimana dengan Ibu? Apa dia hanya bisa mengantarku dan tidak bisa menjemputku?"
"Ibumu juga sedang sibuk. Lagipula jadwal kebersamaanmu dengannya hanya saat berangkat sekolah saja. Selebihnya, kau hanya bisa menghabiskan waktu lagi bersama di akhir minggu"
"Benar...." Usianya memang baru 9 tahun, tapi dia mengerti kondisi kedua orangtuanya yang sudah hampir setahun ini tinggal terpisah. Entah karena konflik apa karena keduanya belum bisa menceritakannya kepada anak ini mengenai alasan perceraian mereka.
"Sebaiknya kita masuk ke mobil sekarang"
Anak yang bernama Jaehyun itu menurut. Sebenarnya ini bukan pertama kali baginya pulang bersama sopir pribadi keluarganya. Tapi ada perasaan tidak menentu setiap mendapati hanya dia saja yang jarang terlihat bersama kedua orangtuanya di sekolah.
"Tuan muda, apa kau ingin berkunjung ke suatu tempat sebelum tiba di rumah?" Mobil sudah melaju menjauh dari tempat tadi.
"Tidak, Paman. Aku ingin cepat sampai rumah supaya bisa memainkan tabletku lagi. Ayah melarangku untuk menyalakan benda ini saat berada di dalam mobil"
"Baiklah"
Sang sopir mengemudikan mobil dengan santai. Jalanan besar juga tidak terlihat ramai menjelang makan siang seperti ini. Jadi membuatnya bisa fokus berkendara selagi anak di kursi belakang hanya menatap keluar jendela dalam diam.
Mobil berhenti di belakang lampu lalu lintas yang berwarna merah. Berbagai pejalan kaki juga terlihat langsung melintas di depan saat lampu untuk mereka berubah menjadi hijau.
Jaehyun hanya bisa termenung sambil sesekali memperhatikan langit cerah di siang ini. Sampai muncul pengendara motor tepat berhenti di sebelahnya dengan adanya keranjang berisikan banyak jenis bunga di sana. Sang pengemudi motor sepertinya seorang wanita karena terlihat dari rambut panjang yang keluar dari helmet di kepalanya.
"Paman, tanggal berapa hari ini?"
"Hari ini? 30 Maret. Ada apa?"
"Bukankah kemarin hari ulang tahun Ibu?"
Sang sopir berpikir sejenak.
"Benar. Nyonya Bae sempat berbicara tentang pengadaan pesta di rumahnya kemarin""Aku melewatkan hari ulang tahun Ibu di tahun ini"
"Tidak apa-apa, tuan muda. Kau juga sibuk mengerjakan pekerjaan rumah kemarin sampai tidak terlihat di luar rumah"
Jaehyun kemudian terdiam. Dia melihat motor tadi berjalan lebih dulu dari mobilnya. Selama perjalanan, dia mulai berpikir mengenai kado apa yang bisa dia berikan untuk Ibunya hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last Flower
Fanfiction[COMPLETED] Jatuh cinta dengan seorang pembunuh yang menghilangkan nyawa Ibunya harus di alami oleh seorang pria bernama Kim Junmyeon. Dia mengenal Park Chorong, wanita sederhana penjual bunga yang rupanya ingin menjalani hidupnya jauh dari kejahata...