13. The Special Feelings

34 9 1
                                    

"Akhh!!"

"Maaf... Bersabarlah sedikit. Aku bahkan baru menyentuh sedikit lukamu ini"

Chorong harus menahan sakit saat cairan dingin mengenai pundaknya. Dia tidak bisa terlalu lama memperhatikan apa saja yang Changsub berikan untuk lukanya itu.

"Bagaimana bisa kau terbentur tiang sampai seperti ini? Aku tahu kalau kau berbohong tadi. Apa ada yang mengejarmu selama kau berada di luar?"

"Berhentilah untuk bertanya lagi. Aku akan selalu menjawab dengan ucapan yang sama dengan pernyataanku tadi"

"Kau mengunjungi makam Ayahmu sampai hari gelap. Apa saja yang kau lakukan di sana? Bercerita banyak dan mengeluhkan kejadian kemarin?"

"Entahlah. Aku lupa apa saja yang telah ku katakan pada Ayahku di sana"

"Apa kau yakin tidak memiliki hubungan apapun dengan pria itu?"

"Apa?"

"Pria yang selalu memperhatikanmu sejak tadi itu. Kurasa dia masih mengkhawatirkanmu sampai saat ini"

Chorong menoleh ke arah yang dimaksud. Dari pintu luar kamarnya yang terbuka, terlihat Junmyeon sedang berbicara dengan salah satu anggota polisi namun tatapannya selalu mengarah padanya.

"Kau harus mengoleskan obat ini lagi besok pagi setelah mandi. Kalau lukanya semakin parah, sebaiknya kau datang ke klinikku untuk pengobatan lebih jauh"

"Aku baik-baik saja" Chorong memperbaiki kaosnya yang sempat terangkat dan ekspresinya masih menunjukkan rasa sakit setiap lengannya digerakkan.

"Bagaimana? Apa sudah selesai?" Junmyeon berjalan mendekat.

"Ya. Aku sudah memberitahu apa yang harus dia lakukan mulai besok mengenai lukanya itu. Jadi tidak ada yang perlu dikhawatirkan lagi"

"Seharusnya kau juga tidak pergi kemanapun mulai besok. Kalau kau ingin pergi keluar, sebaiknya ada yang menemanimu supaya mereka tidak sibuk mencarimu lagi"

Chorong tidak menanggapi apapun sampai bisa melakukan kontak mata dengan Changsub.

"Aku harus menghampiri Ibuku sekarang dan menanyakan kapan dia akan pulang ke rumah. Beristirahatlah, Chorong. Gunakan obat oles ini dengan baik"

Wanita itu tidak menyukai situasi yang ada. Junmyeon masih berada di sana sambil terus menatapnya seolah ingin melakukan pembicaraan lagi sekarang.

"Apa kau memerlukan bantuan untuk mengobati lukamu itu ke Rumah Sakit besok? Aku bisa membayar biayanya untukmu"

"Berhentilah bersikap baik padaku, tuan. Dan segeralah pulang ke rumahmu. Aku sudah berada di sini dan tidak akan pergi lagi kemanapun"

"Setidaknya aku harus memastikan kalau lukamu itu tidak terlalu parah sekarang"

"Aku baik-baik saja. Keluarlah dari kamarku"

"Apa kau hanya pergi ke makam tanpa bertemu dengan orang yang mencurigakan?"

Chorong menghela nafasnya pelan.
"Tanyakan hal itu pada polisi. Aku sudah memberikan keterangannya pada mereka dengan sangat detail"

"Baiklah. Kalau begitu, beristirahatlah. Aku akan menemuimu lagi besok" Junmyeon berjalan ke arah pintu.

"Tidak. Jangan datang lagi besok dan seterusnya"

"Apa?"

"Aku tidak ingin melihatmu datang dan mengunjungiku lagi seperti ini, tuan. Sebaiknya kau tetap menjadi pelanggan toko tanpa ikut campur dengan kehidupan pribadiku. Aku sudah cukup mendapat bantuanmu sampai hari ini, jadi jangan membuatku merasa memiliki hutang yang lebih besar nantinya padamu. Sibukkan dirimu dengan pekerjaanmu, tuan. Dan jangan kembali masuk ke kamarku tanpa izin"

The Last FlowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang