-- Keesokan harinya --
"Aku pulang...." Suara Jaehyun terdengar saat memasuki rumah yang cukup lama tidak di tempatinya lagi.
"Dimana Ayahmu? Apa dia belum pulang bekerja?" Ibunya mengikuti dari belakang dan hanya melihat beberapa pekerja pria saja di beberapa area rumah itu.
"Entahlah. Biar ku cari di kamarnya"
Joohyun membiarkan anak itu beranjak meninggalkannya. Dia mulai sibuk menaruh beberapa tas belanja di lantai dan bisa merasakan suasana berbeda di sana karena banyak pekerja baru yang belum pernah dilihatnya sebelumnya.
"Oh? Kau...."
Suara dari arah belakang membuat wanita itu menoleh. Sosok sang tuan rumah tampak mendekat dengan masih mengenakan jas rapih serta tas jinjing yang biasa dibawanya ke kantor.
"Kau baru saja pulang bekerja?" Tanya Joohyun lebih dulu.
"Iya. Aku sempat terjebak di kemacetan sebentar. Ada apa kau datang ke sini?"
"Aku hanya menuruti permintaan Jaehyun. Dia ingin makan malam denganmu sebelum kembali ke rumahku nanti"
"Jaehyun? Kau membawanya juga?"
"Tentu saja. Dia mencari keberadaanmu di kamar tadi tapi belum kembali dari sana"
Mendengar hal itu, Junmyeon segera beranjak ke kamarnya tanpa menanggapi ucapan sang mantan istrinya lagi. Joohyun pun penasaran dan mengikuti langkahnya dari belakang.
Pintu kamar dibukanya dan sosok sang anak rupanya sudah berada di sebelah tempat tidur lalu menatap Junmyeon dengan pandangan yang tidak biasa. Sepertinya Jaehyun sedikit terkejut dengan kehadiran Chorong di sana yang sudah terduduk namun masih menutupi kedua kakinya dengan selimut.
"Kau sudah tersadar? Bagaimana keadaanmu? Apa kepalamu terasa sakit?"
Chorong juga tampak bingung dengan keberadaannya sendiri di kamar itu. Dia masih berusaha mengingat apa yang terjadi setelah mereka berdua bertemu di pemakaman tadi malam.
"Oh? Kenapa dia bisa ada di sini?" Joohyun ikut masuk dan mempertanyakan hal yang sama dengan sang anak yang lebih dulu menemukan Chorong tadi.
"Dia jatuh pingsan dan langsung ku bawa ke sini" Ucap Junmyeon sambil mendekat ke arah tempat tidur.
"Pingsan? Sejak kapan dia keluar dari penjara?"
"Sejak kemarin"
"Apa alasannya dia bisa keluar secepat itu? Bukankah proses hukum masih berjalan?"
"Aku mencabut tuntutan dan semua hukuman padanya tidak bisa di lanjutkan lagi"
"Apa?"
Junmyeon tidak menanggapi lagi dan mencoba mengecek suhu tubuh Chorong dengan memegang dahinya. Namun wanita itu menghindar dengan memalingkan wajah ke arah lain.
"Bagaimana bisa kau menempatkannya di kamar mu sementara masih ada banyak kamar kosong di rumah ini?" Joohyun kembali mempertanyakan hal lain.
"Aku akan menghubungi dokter untuk memeriksamu lagi sekarang" Pria pemilkk rumah mulai mengecek ponsel dan mengutak-atiknya sebentar.
"Aku masih tidak mengerti. Kau mencabut tuntutan atas kematian Ibumu sendiri hanya karena kau menyukai wanita ini? Kau sudah menunggu 10 tahun untuk menangkap penjahat itu tapi kau malah memperlakukannya seperti tamu terhormat di rumah ini. Apa kau sudah gila, Kim Junmyeon?"
"Hei! Jaga ucapanmu itu. Apa kau tidak melihat ada Jaehyun di sini?"
Joohyun terdiam. Dia menghela nafas pelan dan membuat Junmyeon harus membawanya keluar kamar supaya mereka berdua bisa berbicara empat mata dengan nyaman.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last Flower
Fanfiction[COMPLETED] Jatuh cinta dengan seorang pembunuh yang menghilangkan nyawa Ibunya harus di alami oleh seorang pria bernama Kim Junmyeon. Dia mengenal Park Chorong, wanita sederhana penjual bunga yang rupanya ingin menjalani hidupnya jauh dari kejahata...