"Oh? Ibu?"
Junmyeon melihat wanita yang melahirkannya itu sedang tersenyum ke arahnya. Dia mendekat dan bisa melihat wajah ceria ini lagi setelah sekian lama.
"Kenapa kau bisa ada di sini, Ibu?"
Wanita itu tidak memberikan jawaban. Junmyeon berusaha memegang tangannya namun tidak bisa karena langsung tembus layaknya sebuah bayangan saja.
"Kemana kau akan pergi, Ibu?"
Dia ditinggal sendiri dengan kondisi kedua kakinya yang tiba-tiba saja sulit untuk digerakkan. Junmyeon melihat ke bawah dan baru tersadar betapa kecilnya dirinya saat ini. Bahkan dia merasa kembali ke usianya yang sama dengan Jaehyun.
"Ibu! Tunggu aku...." Dia berusaha untuk melangkah namun tetap saja tidak berhasil.
Kegelapan mulai datang menyelimuti dirinya. Junmyeon kecil langsung merasa sedih tanpa sebab. Mungkin karena rasa rindunya dengan sang Ibu atau hal lain yang tidak bisa di mengertinya.
Secara perlahan, cahaya terang mendekat dari arah depan. Pandangannya menyipit dan menutup rapat akibat cahaya itu yang membawanya ke tempat lain.
Junmyeon membuka kedua matanya kembali dan bisa mendapati sebuah langit-langit putih di atasnya sekarang. Dia menghirup nafas dalam-dalam lalu melepasnya secara perlahan. Kepalanya menoleh dan melihat seorang pria tua sedang duduk di kursi roda sambil membaca sebuah surat kabar.
"A-ayah?"
Suara pelannya terdengar. Sang Ayah langsung melipat koran dan menaruhnya di meja lalu mendekat ke arah tempat tidur.
"Kau sudah tersadar?"
Junmyeon berusaha untuk bangkit duduk meskipun sulit. Rasa sakit disekujur tubuhnya perlahan muncul. Wajah kesaktiannya juga terlihat sangat jelas oleh Ayahnya.
"Jangan bergerak lagi. Aku akan segera memanggil dokter ke sini"
Junmyeon membiarkan sang Ayah pergi dan meninggalkannya sendiri di sana. Dia mengangkat salah satu tangan untuk memegang pundaknya sendiri. Beberapa bagian tubuhnya terasa kaku dengan adanya perban tebal di beberapa tempat. Entah sudah berapa lama di sana, tapi dia masih berusaha mengingat kapan terakhir kali tersadar.
Dokter masuk bersama beberapa perawat dan mulai memeriksa kondisinya. Kegiatan itu tidak berlangsung lama sampai sang Ayah bisa masuk kembali ke sana sambil mendorong kursi rodanya sendiri.
"Bagaimana bisa aku dibawa ke sini?" Tanya Junmyeon.
"Kau mendapat luka tembakan yang cukup parah waktu itu. Apa kau tidak ingat?"
"Kepalaku terasa sakit setiap mencoba untuk mengingatnya. Tapi aku tahu sekarang apa yang terjadi padaku. Bahkan bayangan tentang kejadian itu masih bisa muncul di kepalaku ll"
"Kau perlu banyak istirahat. Apa aku bisa memberi kabar mantan istrimu? Kurasa Jaehyun sangat ingin bertemu denganmu"
"Kalau itu tidak merepotkanmu, aku juga ingin Jaehyun mengunjungiku hari ini"
"Baiklah. Biar ku hubungi nomor Joohyun sekarang"
Junmyeon tidak bisa melihat penampilannya sendiri sekarang karena tidak ada cermin dimanapun. Dia tidak tahu seberapa kacaunya penampilan dirinya saat ini. Beberapa buket bunga dengan warna yang hampir sama mulai menjadi pusat perhatiannya.
"Siapa yang mengirim bunga-bunga itu?"
"Park Chorong"
Junmyeon hampir melupakan wanita itu sekarang.
"Dimana dia? Apa dia sering datang menjengukku, Ayah?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last Flower
Fanfiction[COMPLETED] Jatuh cinta dengan seorang pembunuh yang menghilangkan nyawa Ibunya harus di alami oleh seorang pria bernama Kim Junmyeon. Dia mengenal Park Chorong, wanita sederhana penjual bunga yang rupanya ingin menjalani hidupnya jauh dari kejahata...