27. It's All Because of Love

39 11 0
                                    

"Jadi, apa keputusanmu?"

Chorong menoleh ke arah sumber suara setelah lama menatap cahaya matahari di luar jendela. 
"Apa?"

"Mengenai penawaranku tadi malam. Aku yakin kau akan memilih untuk menyetujuinya"

Wanita itu terdiam lagi dan mengalihkan pandangan dari Junmyeon yang sedang mengusap wajahnya dengan handuk kecil. 

"Ayolah, berikan jawabanmu sekarang. Kau tidak mempunyai banyak waktu untuk berada di Rumah Sakit ini dan aku tidak akan mengunjungimu lagi di penjara setelah ini. Jadi, katakan keputusanmu padaku"

"Tidak"

"Apa?"

"Aku menolak tawaranmu itu, tuan"

"Kenapa?"

"Aku akan tetap mengikuti proses hukum yang telah berjalan"

"Meskipun kau akan mendapat hukuman mati nantinya?"

Chorong mulai menundukan pandangan dan memperhatikan borgol di salah satu tangannya. Kemudian dia memberanikan diri untuk menatap pria di sebelahnya lagi. 

"Apa alasanmu bisa berpikir untuk memberikan penawaran seperti itu?"

"Aku hanya ingin menyelesaikan semuanya dengan damai"

"Damai? Apa itu keinginan darimu sendiri atau pengaruh dari orang-orang di sekitarmu?"

"Apa itu penting? Aku tidak ingin membahas apapun selain hasil dari keputusanmu"

"Aku telah membunuh Ibumu dan kau tidak seharusnya memberikan maaf padaku dengan cara seperti itu, tuan. Aku akan tetap menyelesaikan proses hukum meskipun mendapat hasil mengerikan nantinya. Jadi, silahkan keluar sekarang"

"Dengarlah. Aku berusaha berbuat baik dan membantumu. Tapi kenapa kau selalu bersikap seperti ini? Apa kau tidak ingin menjalani kehidupanmu lagi di luar sana? Atau kau memang sudah terlalu nyaman dengan kehidupan di penjara?"

"Anggap saja kalau kau tidak mengenalku dan sedang berbicara dengan seorang penjahat. Jangan berusaha baik di saat aku sudah membunuh salah satu anggota keluargamu. Aku tidak ingin mengulangi ucapanku lagi, tuan. Dan jangan memberikan penawaran lagi padaku seperti tadi. Kau membuatku merasa lebih buruk dengan memperlakukanku seperti ini"

"Kau sangat keras kepala, Park Chorong. Ini berkaitan dengan nyawamu sendiri. Apa kau pikir dengan kembali ke penjara, kau akan merasa aman? Bagaimana kalau ada yang mengincarmu lagi di sana? Bukankah lebih baik menyetujui penawaranku daripada harus mengalami hal yang sama secara berulang"

Wanita itu menghela nafasnya pelan.

"Apa sebenarnya yang kau inginkan dariku? Kenapa tiba-tiba kau merubah sikapmu seperti ini? Aku lebih baik melihatmu marah dan mengutukku dengan ucapan kasar daripada harus berhadapan dengan sisi baikmu"

"Apa kau merasa terganggu jadi bisa mempengaruhi jawabanmu tadi?"

"Tidak. Keputusanku tidak akan berubah. Ku mohon, pergilah dari sini dan tinggalkan aku sendiri"

"Tidak sebelum kau memberikan jawaban pastinya"

"Aish! Apa kau tuli?! Kenapa aku harus selalu mengulangi ucapanku padamu?!"

Junmyeon terdiam. Mereka bertatapan dengan adanya kekesalan di kedua mata Chorong sekarang. Pintu yang terbuka dan seorang anggota polisi yang masuk bersama beberapa tenaga medis harus mengakhiri pembicaraan mereka di sana. 

"Tolong beri izin Ayahku untuk masuk ke sini nanti. Aku harus kembali ke rumah sekarang" Ucap Junmyeon pada petugas polisi itu. 

"Baik, tuan Kim. Maaf membuatmu harus berjaga semalaman di sini kemarin. Terima kasih atas bantuanmu"

The Last FlowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang