17. The Police Office

38 11 0
                                    

-- Sebuah rumah --

Debaran jantung yang tidak biasa sudah dirasakan Chorong sejak beberapa hari tinggal di rumah besar ini. Dia selalu mengecek detak jantungnya sendiri setiap berhadapan dengan sang pemilik rumah. Bahkan dia beberapa kali menghindari tatapan langsung karena selalu teringat dengan kejadian malam itu di saat Junmyeon sudah menyatakan perasaannya lagi namun dengan banyaknya kontak fisik yang mereka lakukan satu sama lain. 

"Berhati-hatilah dalam berkendara"

"Baik, Manajer Kim" Sang sopir mulai melajukan mobil dan melihat Junmyeon yang kembali masuk ke dalam rumah dari kaca spion. 

"Paman, kenapa Ayah tidak mengantarku lagi akhir-akhir ini?" Tanya Jaehyun dari kursi belakang. 

"Mungkin Ayahmu sibuk dengan pekerjaannya dan ingin berangkat lebih siang lagi hari ini"

"Tapi, sejak Bibi itu tinggal di rumahku, dia selalu terlihat berada dekat dengan Ayahku. Apa mereka berdua saling menyukai satu sama lain?"

"Apa? Apa yang kau katakan, tuan muda Kim?" Sang sopir sedikit terkejut dengan pertanyaan dari anak ini. 

"Kakek selalu menanggapi dengan jawaban itu setiap aku bertanya tentang Bibi Chorong padanya. Apa itu benar, Paman Jung? Apa Ayah mulai menyukai Bibi?"

"Aku tidak tahu, tuan muda Kim. Hubungan seperti itu terlalu privasi bagiku. Apa kau mengkhawatirkan sesuatu mengenai hal itu?"

"Iya. Ayah lebih memperhatikan Bibi itu dibandingkan denganku. Ibu juga sudah jarang menjawab panggilan teleponku saat aku mencoba menghubunginya menggunakan ponselmu. Aku merasa kesepian setiap pulang ke rumah"

"Apa aku boleh memberi saran supaya kau bisa mendapatkan perhatian Ayahmu kembali, tuan muda Kim?"

"Saran apa, Paman?"

"Mungkin kau harus menakut-nakuti Bibi Chorong itu supaya dia bisa pergi dari rumahmu"

"Menakut-nakuti?"

"Iya. Aku akan memberikan hadiah padamu yang bisa kau mainkan di rumah bersamanya. Wanita itu pasti akan merasa takut lagi setelah mulai merasa aman berada di tempat tinggal barunya"

Jaehyun tidak terlalu mengerti ucapan sang sopir. Tapi dia merasa tidak sabar mengenai mainan apa yang akan diterimanya nanti. 

Sementara itu sang pemilik rumah tadi sedang terlibat percakapan singkat dengan wanita yang dibawanya ke sana. Mereka terlihat canggung karena adanya perubahan sikap dari satu sama lain setelah kontak fisik waktu itu. 

"Si-silahkan berangkat sekarang, tuan. Aku tidak akan pergi kemanapun dan tetap tinggal di rumah ini" Ucap Chorong sambil menundukkan pandangan. 

"Aku akan ke kantor polisi setelah pulang bekerja. Apa kau ingin ikut denganku?"

"Apa?"

"Mereka menghubungiku karena ada informasi baru terkait kasus pembunuhan pada Ibuku dan juga penangkapan beberapa orang di restoran kemarin. Mungkin kau ingin mendengar pernyataan mereka secara langsung nanti"

Chorong tampak ragu karena semua itu pasti ada kaitannya dengannya.

"Aku bisa pulang ke rumah terlebih dulu untuk menjemputmu. Mungkin kita juga bisa pergi ke tempat lain untuk menghabiskan waktu bersama"

"A-apa?"

"Aku tahu kalau terlalu cepat untuk mengatakan hal ini tapi....." Junmyeon memperhatikan sekitar terlebih dulu dan memastikan kalau tidak ada pekerja rumah yang berada di dekat mereka sekarang.

"Aku ingin berkencan denganmu di luar rumah. Kita sudah resmi menjadi sepasang kekasih, benar kan?"

Perubahan status itu semakin memberatkan Chorong. Terlebih dengan perasaannya sendiri yang sulit ditebak apakah dia benar-benar jatuh hati pada pria ini atau hanya terbawa alur supaya dirinya tetap mendapat perlindungan di sana. 

The Last FlowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang