21. Dangerous Threat

34 10 0
                                    

-- Sebuah tempat --

Sambil membawa tas berisi banyak pakaian serta barang-barang lainnya, Chorong terus berjalan sambil melihat ke arah kertas yang berisi tulisan sebuah alamat di sana. Sudah beberapa jam ini dia sengaja mematikan ponsel dan tidak berharap adanya panggilan dari siapapun masuk ke sana. Dia kembali berada di luar jalan sendirian dengan rasa takut yang sedikit berbeda hari ini. 

"Apa ini tempatnya?" Dia berhenti di depan sebuah gudang yang pintunya terlihat besar dan terbuat dari besi yang sudah berkarat. 

Sambil mengecek sekitar, dia mulai membuka pintu yang menimbulkan suara itu dan tidak menemukan cahaya apapun selain dari sela-sela jendela yang kacanya sudah terlepas. 

"Apa aku salah menulis alamatnya tadi? Tapi nama jalan ini berada di sini..."

Dia menutup rapat pintu dan masih belum mendapati siapapun di sana. Gudang yang menjadi tempat penyimpanan mobil-mobil tua itu tampak sepi dengan ujung ruangan yang sulit dilihat Chorong dari areanya berdiri. 

"Luas sekali tempat ini. Apa aku harus beristirahat sejenak sebelum melanjutkan pencarian?" Dia merasa lelah dengan berjalan cukup lama tadi. Dia juga terburu-buru keluar dari rumah Junmyeon tanpa menghiraukan kebingungan yang ada pada beberapa pekerja yang melihatnya pergi begitu saja. 

"Kemana aku harus pergi setelah ini?" Wanita itu terlihat bingung. 

Dia tidak bisa menyalakan ponsel karena takut keberadaannya diketahui oleh orang-orang yang mengenalnya. Dia selalu mengurungkan niat untuk menghidupkan benda itu sampai muncul suara berisik dari ujung ruangan ini. 

Terdapat pintu lain yang cukup untuk dimasuki oleh kendaraan di sana. Dan Chorong melihat beberapa kendaraan beroda empat yang mempunyai warna gelap mulai memasuki area itu dan berhenti tidak jauh darinya. Orang-orang di dalamnya juga langsung keluar dan menunggu pria lain yang membuka pintu mobil di barisan paling depan. 

Chorong bisa merasakan ketegangan lagi setiap pria bertopi dan memiliki banyak goresan luka di wajahnya itu muncul sambil berjalan mendekat ke arahnya. Yang berbeda hanya pria itu sekarang menggunakan tongkat kecil yang selalu dipegang pada salah satu tangannya. 

"Kau datang lebih awal dariku kali ini. Keputusan yang bagus, Park Chorong"

"Aku hanya berusaha menyelamatkan diriku sendiri dari semua niat jahatmu"

"Itu juga bagus. Sepertinya semangatmu bisa kembali setelah menjalani proses pemulihan di rumah pria itu"

"Bagaimana bisa kau mengumpulkan semua data tentangku dan memberikannya kepada tuan Kim?"

"Aku sudah menjelaskan semuanya ditelepon tadi. Apa kau sudah melupakannya begitu saja?"

"Aku hanya berharap jawaban lain darimu. Kau pasti sengaja membuat mereka kehilangan kepercayaannya padaku secara perlahan supaya tidak ada lagi orang-orang yang memperdulikanku saat aku masuk ke penjara nanti"

"Semua orang akan mengalami hal itu, Park Chorong. Dan orang-orang yang mengenalmu juga pasti akan merasa kecewa setelah mengetahui semua kebenarannya. Apa kau pikir bisa hidup di penjara sambil masih mendapatkan dukungan dari luar? Kau bermimpi terlalu jauh dan menerima banyaknya pengaruh dari pria yang bernama Kim Junmyeon itu"

Chorong mulai terdiam. Dia sama sekali tidak bisa mencari celah untuk memenangkan debat dengan pria ini. 

"Kau akan ku sediakan tempat selama bersembunyi dan tidak akan ada orang-orang yang bisa mencarimu. Para polisi pasti sedang memburumu sekarang"

"Apa?"

"Mereka sudah mempunyai bukti yang mengarahkan kasus kematian Ibu Kim Junmyeon padamu. Tapi bukti-bukti itu masih terlalu lemah dan bisa dengan mudah terbantahkan. Maka dari itu, beristirahatlah di tempat yang telah ku sediakan untukmu. Kau bisa keluar untuk melakukan tugas baru setelah situasi mereda"

The Last FlowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang