'Dor!'
Suara tembakan yang kesekian di lakukan Jaehyun di tempat khusus. Dia mulai membuka headset besar yang menutupi kedua telinganya saat target tembaknya yang berupa kertas di biarkan mendekat oleh bantuan alat.
"Kemampuanmu meningkat. Mungkin kau harus memikirkan kembali untuk bergabung di klub ini"
Jaehyun tersenyum mendengar pujian dari pria di sebelahnya.
"Aku tidak bisa dengan serius menjalani kegiatan ini, Paman. Aku hanya bersenang-senang berlatih menembak untuk mengisi waktu luang"
"Tapi akan sangat disayangkan kalau kemampuanmu hanya sekedar dijadikan hobi saja tanpa ditingkatkan lebih tinggi lagi"
"Aku tetap tidak bisa karena akan membuat orang-orang didekatku mengingat trauma nya lagi"
"Trauma?"
"Iya, terutama Ibuku" Jaehyun menaruh senjata api khusus di sana dan berbincang singkat kembali dengan pria tadi.
Interaksi itu bisa terlihat oleh Chorong dari kaca jendela di luar ruangan.
"Apa dia belum selesai?" Dia mengalihkan pandangan pada Junmyeon yang sudah berada di dekatnya.
"Mungkin sebentar lagi. Bagaimana dengan perutmu?"
"Sudah membaik. Aku harus mengurangi konsumsi makanan pedas selama beberapa minggu ini"
"Benar. Usiamu sangat mempengaruhi kesehatanmu, jadi jangan makan makanan yang seperti itu lagi secara berlebihan"
"Tapi masakan buatanmu terlihat lezat kemarin. Aku bahkan sampai tidak bisa berhenti untuk memakannya"
"Seharusnya aku langsung membuangnya setelah kau menghabiskan porsi pertama"
"Tapi kau tidak menghentikanku sama sekali, itu berarti kau juga senang melihatku makan, benar kan?" Junmyeon merasa gemas dengan ucapan istrinya ini sampai bisa mencubit pipinya pelan.
"Akhh.." Chorong langsung memukul pundak pria itu dengan cukup kencang.
"Aku sudah selesai" Jaehyun datang dan menghentikan interaksi mereka berdua.
"Bagaimana? Apa kau ingin makan siang sekarang?"
"Iya"
"Baiklah, ayo.." Chorong berjalan keluar lebih dulu.
"Sebaiknya kita ke sana saja. Kau harus menghindari makanan yang terlalu manis" Junmyeon memutar langkah wanita itu dan mulai berjalan berdampingan.
Jaehyun hanya sibuk memperhatikan sekitar dan mengikuti mereka berdua di belakang.
Ketiganya tiba di sebuah cafe yang tidak jauh dari area menembak tadi. Hanya terjadi interaksi kecil dengan pembicaraan santai di meja itu. Sampai ada beberapa orang di sekitar yang sepertinya merasa tidak biasa dengan tingkah sepasang pria dan wanita di depan Jaehyun sekarang.
"Bagaimana bisa kau berkeliaran dengan lipstik berantakan seperti ini?" Junmyeon tampak menghapus beberapa noda yang menempel di sisi luar bibir sang istri.
"Kenapa kau baru mengatakannya sekarang? Aku tidak menyadarinya sejak tadi" Sementara Chorong dengan santai memeriksa penampilan wajahnya dari kamera depan ponselnya.
"Seharusnya kau tidak menggunakan warna yang terlalu cerah hari ini"
"Kau yang memilihnya untukku saat di rumah tadi"
"Benarkah? Aku tidak ingat"
"Dimana kacamata yang biasa kau pakai?"
Junmyeon mengeluarkan kotak kacamata dari tas kecilnya. Wanita di depannya langsung meraihnya dan mengenakannya pada wajah pria ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last Flower
Fanfiction[COMPLETED] Jatuh cinta dengan seorang pembunuh yang menghilangkan nyawa Ibunya harus di alami oleh seorang pria bernama Kim Junmyeon. Dia mengenal Park Chorong, wanita sederhana penjual bunga yang rupanya ingin menjalani hidupnya jauh dari kejahata...