4. The Bad Guy

46 9 0
                                    

-- Sebuah rumah --

Aktivitas sang pemilik di pagi ini berlangsung seperti biasanya. Dia segera mempersiapkan dirinya sendiri di kamar sebelum keluar untuk melakukan sarapan. Terdapat beberapa pekerja rumah yang sibuk mengisi meja dengan penuh makanan. Ada juga pekerja yang sudah melakukan kegiatannya di area lain dari kediaman besar itu. 

"Dimana Jaehyun? Apa dia belum bangun?" Tanya Junmyeon yang sudah mengenakan kemeja rapihnya. 

"Saya belum melihatnya, tuan. Biar saya periksa ke kamarnya sekarang"

"Tidak. Lanjutkan pekerjaanmu. Aku yang akan memeriksanya"

Pekerja itu menurut dan membiarkan sang pemilik rumah yang berjalan keluar ruang makan sekarang. Beberapa pintu kamar dilewatinya untuk menuju ke lantai atas. Hanya terdapat dua ruangan saja di sana, yaitu kamar anaknya dan kamar kosong yang digunakan untuk menyimpan barang-barang peninggalan mendiang Ibunya di sana. 

"Jaehyun, apa kau masih tidur?"

Ketukan pintu yang terdengar, tidak memberikan tanggapan apapun dari dalam. Junmyeon mengulanginya lagi sampai pintu itu terbuka oleh sang anak. 

"Kau sudah rapih? Kita harus melakukan sarapan sekarang"

Anak laki-laki itu menurut dan turun ke ruang makan bersama Ayahnya. Mereka juga langsung duduk saling berhadapan untuk memulai kegiatan makan di sana. Junmyeon memperhatikan anaknya yang tidak membuat komentar apapun mengenai masakan hari ini. Dia juga mendapati anak itu mengunyah makanan dengan santai dan terlihat seperti sedang memikirkan sesuatu di kepalanya. 

"Apa kau marah padaku, Jaehyun?"

"Apa?"

"Aku menjemputmu dari rumah Ibumu kemarin malam. Aku tahu kau sangat kecewa dengan hal itu karena tidak ku izinkan untuk menginap di sana"

"Tidak.. Aku tidak marah padamu, Ayah"

"Benarkah? Lalu, kenapa kau hanya terdiam sejak tadi? Ku pikir kau tidak ingin melakukan pembicaraan karena kejadian kemarin"

"Aku.....hanya sedang memikirkan sesuatu yang aneh"

"Sesuatu yang aneh?"

"Aku memberikan bunga mawar merah pada Ibu kemarin"

"Lalu?" Junmyeon merasa penasaran dengan kelanjutan ceritanya. 

"Ibu merasa sangat senang dengan kejutan dariku, padahal dirumahnya sudah terdapat banyak bunga mawar saat aku datang ke sana"

"Apa yang aneh dari hal itu?"

"Aku......memberikan hadiah pada Ibu satu hari lebih telat. Apa Ibu benar-benar senang dengan pemberianku atau hanya senang dengan kedatanganku ke rumahnya?"

"Mungkin keduanya"

"Apa?"

"Aku juga satu hari lebih telat saat memberikan bunga untuknya kemarin. Jadi kita sama-sama memberikan kejutan secara terlambat di tahun ini"

Anak itu terdiam sejenak sambil menelan makanannya. Dia menatap betapa seriusnya sang Ayah menyantap sarapannya di sana. 

"Ayah, apa kau tidak bisa mengizinkan Ibu untuk menginap di sini?"

"Apa?"

"Aku merasa sungkan kalau harus selalu menginap di sana setiap akhir minggu. Aku ingin Ibu yang datang dan bermalam di sini nanti. Apa kau tidak bisa mengizinkannya?"

"Situasinya sudah berbeda, Jaehyun. Aku sudah menjelaskannya padamu waktu itu"

"Tapi, aku tetap ingin Ibu datang ke sini, Ayah. Kalau bisa, dia kembali tinggal bersama kita lagi seperti dulu"

The Last FlowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang