Jaehyun harus selalu diam saat mendengar pembicaraan serius dari dua orang dewasa ini. Dia sebenarnya bisa mengerti beberapa kalimat yang di ucapkan Ayahnya tadi. Namun mengenai fakta meninggalnya sang Nenek, belum bisa diterimanya dengan baik karena banyak kata-kata asing dan terlalu rumit baginya untuk bisa menyerap banyak pembicaraan di sana.
"Ayah.....kapan kita akan pulang?" Dia mulai bosan karena wanita di depannya juga menjadi diam seribu bahasa.
Sudah beberapa menit ini Chorong tidak menanggapi apapun dari kalimat terakhir Junmyeon tadi. Segala ingatan masa lalunya kembali muncul bahkan sampai bagian dimana dia sempat menyuruh seorang wanita tua yang tidak dikenal untuk bertanya mengenai keberadaan nama Jeon Jina yang dicarinya waktu itu. Suara letusan yang sangat kencang bisa membuatnya merasakan takut lagi akibat perbuatannya sendiri. Nyawa seseorang terasa mudah untuk dilenyapkan tanpa tahu kalau dia akan bertemu dengan anak dari mendiang wanita itu yang kembali membawanya pada rasa bersalahnya lagi sekarang.
"Park Chorong, apa kau bisa mendengarku?" Junmyeon beberapa kali mengayunkan tangannya di depan kedua mata wanita ini yang masih termenung. Dia dengan terpaksa harus memegang salah satu lengannya namun justru hal itu mengejutkan Chorong sampai bisa cepat menepis karena gerakan refleknya.
"Ma-maaf. A-apa yang kau katakan tadi, tuan? Aku tidak mendengarnya sama sekali"
Junmyeon kembali menegakkan duduknya.
"Apa kau bisa membantuku untuk memberikan keterangan lebih lengkap lagi mengenai pria yang menyerangmu? Aku memerlukannya supaya polisi bisa dengan mudah mengidentifikasi orang itu yang mungkin akan mengarahkan mereka pada pelaku pembunuhan Ibuku""Tidak"
"Apa?"
"Aku tidak menjanjikan apapun padamu sejak tadi dan kau sendiri yang menceritakan kasus keluargamu itu jadi aku tidak bisa membantu apapun" Chorong mencoba untuk tetap bersikap tenang.
Sementara Junmyeon mulai menghela nafasnya pelan.
"Baiklah. Aku tidak berharap banyak atas apa yang telah ku minta tadi padamu. Mungkin sulit juga bagimu karena kau mendapat luka fisik dari orang itu secara langsung dan tidak akan bisa dengan mudah mengingat ciri-cirinya karena sudah hampir satu minggu berlalu. Jadi, maafkan aku karena sudah mengganggu waktu istirahatmu malam ini"Jaehyun ikut berdiri saat melihat sang Ayah yang sudah beranjak dari kursi lebih dulu.
"Kalau begitu, kami akan segera pamit sekarang"
Chorong membiarkan mereka pergi. Dia tidak ingin mengasihani pria itu karena dirinya juga perlu menyembunyikan kerahasiaan lain yang akan berakibat lebih fatal nantinya.
"Bagaimana bisa ini terjadi? Apa aku harus membuat rencana untuk pindah tempat tinggal jauh dari sini dan mengubah identitasku?" Dia bahkan sempat bergumam sendiri mengenai apa yang akan dia lakukan setelah ini supaya pria itu tidak bisa menggali lebih dalam mengenai informasi apapun padanya lagi.
"Aish... Sial...." Chorong sudah tidak bisa tenang lagi sekarang. Kegelisahannya terbawa sampai ada panggilan masuk ke dalam ponselnya.
"Apa ini dari pria itu?" Dia merasa ragu saat melihat nomor baru yang belum disimpannya pada layar. Dia segera menjawabnya untuk membuktikan rasa penasarannya sendiri.
"Halo?"
"Aku melihat kau sudah menambah pertemanan dengan beberapa orang hari ini" Dugaannya benar. Suara berat ini merupakan milik pria bertopi yang sempat ditemuinya waktu itu.
"Apa maksudmu?"
"Siapa pria yang membawa anaknya tadi? Kau bukan tipe wanita yang akan memulai hubungan serius dengan siapapun, benar kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last Flower
Fanfiction[COMPLETED] Jatuh cinta dengan seorang pembunuh yang menghilangkan nyawa Ibunya harus di alami oleh seorang pria bernama Kim Junmyeon. Dia mengenal Park Chorong, wanita sederhana penjual bunga yang rupanya ingin menjalani hidupnya jauh dari kejahata...