-- Satu tahun kemudian --
Sebuah tempat yang menampung para pelaku kejahatan menjadi kunjungan pertama Junmyeon di akhir minggu ini. Sudah lama sekali sejak dia datang ke sana dan mempunyai keinginan lagi untuk menemui seseorang yang telah banyak membuatnya menderita waktu itu. Para petugas yang ada sangat ramah sampai dia bisa langsung menuju ke ruang kunjungan khusus dan melakukan pembicaraan empat mata dengan pria yang lebih tua darinya.
"Ada apa ini? Kenapa tiba-tiba kau menemuiku seperti ini, Kim Junmyeon?" Ucap pria yang sudah mengenakan seragam penjaranya.
"Aku hanya ingin memastikan mengenai hukuman yang sudah kau terima di tempat ini"
"Apa kau tidak datang di persidanganku yang terakhir minggu lalu? Aku akan mendapat hukuman mati sementara para anak buahku mendapat hukuman penjara seumur hidup"
"Aku tahu... Hanya saja kau terlihat santai di setiap persidangan dan tetap tidak menunjukkan rasa bersalahmu sama sekali. Apa yang membuatmu tidak takut akan kematian, tuan Jung Wooseok?"
"Aku sebenarnya masih belum puas saat melihatmu masih hidup seperti ini. Kau seharusnya bisa langsung mati di tempat saat beberapa peluru langsung ku arahkan padamu. Tapi memang ini lah sikap pasrahku atas apa yang sudah ku lakukan selama ini. Dan tidak ada penyesalan dariku jadi kau tidak perlu menanyakan hal itu di saat kau sudah mendapatkan kehidupanmu kembali, Kim Junmyeon"
"Kau terbukti telah membunuh Jung Yonghwa, anak satu-satunya darimu yang juga telah menjadi sopir pribadi keluargaku selama ini. Apa kau tidak menyesalinya?"
"Tidak. Dia terlalu bersikeras menjadi penerusku di kelompok itu. Dan dia lah yang ingin membunuhku lebih dulu tapi aku lebih cepat menembak tubuhnya jadi dia bisa langsung mati begitu saja"
Junmyeon mulai terdiam. Dia sama sekali tidak bisa mengerti arah pikiran pria tua ini yang selalu berbicara dengan santai sejak tadi.
"Kenapa kau selalu membahas mengenai kata penyesalan, Kim Junmyeon? Apa kau sedang merasa gelisah akan sesuatu?"
"Apa aku boleh bertanya hal lain padamu?"
"Silahkan"
"Apa.....Park Chorong pernah mengunjungimu di sini sebelumnya?"
Pria tua itu terdiam sejenak sebelum menunjukkan senyuman kecil di wajahnya.
"Tentu saja dia datang""Kapan itu terjadi?"
"Sepertinya beberapa minggu setelah peristiwa penangkapanku. Waktu itu aku mendengar kabar darinya kalau kau belum tersadar setelah menjalani operasi"
"Apa dia sempat memberitahumu mengenai rencana kepindahannya?"
"Ooo jadi kau bertanya untuk memastikan kemana dia pergi? Apa dia tidak mengucapkan salam perpisahan padamu dan pergi begitu saja?"
Junmyeon tidak menjawab karena merasa terganggu dengan ejekan dari pria ini.
"Park Chorong... Padahal sudah ku minta dia untuk tetap tinggal dan menyaksikan persidanganku sampai selesai. Tapi sepertinya dia ingin memulai kehidupan barunya lebih cepat"
"Apa saja yang kau bicarakan dengannya waktu itu?"
"Kami lebih banyak membahas masa lalunya dibandingkan dirimu"
"Apa?"
"Dia sepertinya cukup senang dengan melihatku berada di balik jeruji ini dan menyuruhku untuk menerima hukuman apapun tanpa melakukan perlawanan. Kurasa dia sudah bisa tersenyum lebar sekarang kalau tahu aku akan dihukum mati dalam waktu beberapa minggu lagi"
"Jadi, dia sama sekali tidak menyebutkan nama sebuah tempat padamu?"
"Tidak. Untuk apa dia memberitahukan hal itu kepada orang yang sudah membunuh Ayahnya dan melukai kekasihnya? Jangan berharap informasi apapun dariku mengenai dirinya, Kim Junmyeon. Kau sudah datang ke orang yang salah"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last Flower
Fanfiction[COMPLETED] Jatuh cinta dengan seorang pembunuh yang menghilangkan nyawa Ibunya harus di alami oleh seorang pria bernama Kim Junmyeon. Dia mengenal Park Chorong, wanita sederhana penjual bunga yang rupanya ingin menjalani hidupnya jauh dari kejahata...