29. Feeling Guilty

37 8 0
                                    

-- Sebuah rumah --

Junmyeon sibuk mengambil minuman dingin dari dalam dapur sementara tamu yang baru dijemputnya menunggu di meja makan. Dia sesekali melihat ke arah Chorong yang hanya bisa terdiam sambil memijat kepalanya pelan. Wanita itu selalu mengulangi kegiatannya sejak berada di mobil tadi dan seperti ada yang sedang memberatkan pikirannya hari ini. 

"Minumlah"

Chorong mengangkat kepala dan menarik kedua tangan dari meja. Dia menunggu sang tuan rumah untuk duduk di hadapannya baru pembicaraan akan di mulai. 

"Aku sengaja mengantar Jaehyun ke rumah Ibunya terlebih dulu tadi supaya tidak mendengar pembicaraan kita di sini" Ucap pria itu lebih dulu. 

"Apa?"

"Aku juga tidak bisa terlibat percakapan denganmu di mobil karena dia sudah bisa memahami apa yang terjadi. Ku harap kau mengerti hal itu"

"Apa sekarang kau bisa menjawab pertanyaanku mengenai luka di lenganmu itu?"

Junmyeon membuka jaketnya dan menunjukkan perban di salah satu lengannya. 

"Ada yang masuk ke rumah ini melalui jendela kamar Jaehyun beberapa hari yang lalu. Seperti yang kau lihat di sekitar kalau hanya ada beberapa pekerja pria di area depan tadi. Aku sengaja tidak mempekerjakan karyawan wanita karena resikonya terlalu besar untuk bisa menghadapi situasi seperti itu lagi nanti"

"A-apa kau sudah tahu sebelumnya kalau akan ada yang datang ke sini?"

"Polisi yang memberiku peringatan lebih dulu. Mereka juga lebih tahu mengenai sistem kerja orang-orang yang telah banyak melakukan tindakan kejahatan di luar sana. Jadi aku juga sudah mewaspadai hal itu dan bisa menempatkan Jaehyun di rumah Ibunya sampai batas waktu yang tidak tentu"

"Apa orang yang datang membawa senjata tajam?"

"Benar..." Junmyeon berusaha menahan sakit saat berusaha membuka perban yang sudah digunakannya sejak kemarin. Terdapat goresan panjang dan kulit sekitarnya terlihat memerah. 

"Aku yang pertama kali memergoki pria itu sedang berada di kamar Jaehyun. Dia langsung menyerangku dengan pisau sampai bisa mendapat luka seperti ini" Ucapnya lagi. 

Chorong hanya bisa terdiam membayangkan betapa mengerikannya kejadian itu. Beruntung pria ini cukup sigap dengan mendengar saran dari polisi dengan baik. 

"Apa kau sempat mendapat ancaman lagi sebelum kau keluar dari sana?" Tanya Junmyeon. 

"Apa?"

"Kau terlihat sangat khawatir dan takut saat pertama kali bertemu kami tadi. Bahkan kau juga mencemaskan banyak hal pada Jaehyun"

"A-aku.....hanya bisa menduga hal itu akan terjadi. Kau seharusnya tidak menempatkan diri dalam bahaya dan membuat anakmu sendiri yang menjadi korban"

"Itu sudah menjadi keputusanku setelah mencabut tuntutan padamu. Apa kau lapar? Aku akan segera memesan makan siang untuk kita berdua"

"Aku tidak bisa terlalu lama berada di sini"

"Apa?"

"Aku harus pergi untuk mencari tempat tinggal sendiri. Terima kasih atas tumpanganmu tadi" Chorong sudah berdiri dari duduknya dan mengambil tas serta lembaran surat kabar yang dilipatnya rapih. 

"Tunggu.... Apa kau yakin akan pergi sekarang? Setidaknya isi perutmu terlebih dulu di sini"

Wanita itu tidak ingin memperpanjang pembicaraan dan hanya penasaran dengan yang telah dihadapi pria ini kemarin. Dia pun segera melangkah ke pintu utama. 

The Last FlowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang