20. Strong Evidence

41 10 0
                                    

Sudah hampir satu bulan ini Chorong menempati rumah pria yang terlibat masa lalu dengannya. Selama tinggal di sana, dia baru merasa aman dan nyaman setelah mendengar kalau sopir keluarga itu mendadak melakukan cuti kerja entah sampai berapa lama waktunya. Sang pemilik rumah dan anaknya sudah kembali beraktivitas seperti biasa hari ini. Chorong juga kembali berada di sana sendiri bersama para pekerja yang sibuk melakukan kegiatannya masing-masing. 

"Apa ada yang bisa ku lakukan di sini?" Wanita itu berkeliling ke beberapa area rumah untuk mencari kesibukannya sendiri. 

Saat sedang berjalan melewati beberapa pintu, terlihat ada seorang pekerja wanita yang terburu-buru mengarah padanya. 

"Tuan besar Kim menghubungimu, nona"

"Apa?"

Pekerja itu memberikan gagang telepon yang tidak mempunyai kabel kepada Chorong. Dia segera meninggalkan area itu supaya tidak mengganggu pembicaraan keduanya di sana. 

"Ha-halo?"

"Park Chorong, apa kau sedang sibuk hari ini?" Suara berat Ayah Junmyeon terdengar di ujung telepon. 

"Ti-tidak, tuan Kim. Ada apa kau ingin menghubungiku?"

"Ponselmu tidak terangkat sejak tadi jadi aku harus menghubungi nomor telepon rumah Junmyeon supaya bisa berbicara denganmu"

"Aku meninggalkan ponselku di kamar. Maaf karena tidak menjawabnya tepat waktu, tuan Kim"

"Tidak apa. Tapi, bisakah kau mengunjungiku sekarang? Aku tidak bisa menemuimu di sana setelah sopir Junmyeon menjalani waktu liburannya sejak beberapa hari yang lalu. Dan aku ingin kau mencoba makanan yang ku masak pagi ini. Apa kau bisa datang?"

"Tentu saja, tuan Kim. Aku akan segera ke sana setelah panggilan ini berakhir"

"Kalau begitu, berhati-hatilah di jalan nanti. Aku akan menunggumu di sini"

"Baik, tuan Kim"

Pembicaraan singkat itu berakhir. Chorong mengembalikan gagang telepon itu kepada pekerja tadi yang ditemuinya di area dapur. Dia bahkan baru tahu kalau rumah ini memiliki telepon pribadi yang dia belum melihat dimana lokasi penyimpanannya. 

Dalam waktu beberapa menit saja, Chorong sudah berpakaian rapih untuk bersiap-siap keluar rumah. Dia juga memilih untuk menaiki taxi sekarang supaya tidak membuat pemilik rumah lain yang menghubunginya tadi tidak menunggunya terlalu lama. 

"Akhirnya kau datang, Park Chorong. Masuklah..." Ayah Junmyeon bisa menyambutnya dengan penuh senyuman lagi. 

"Aroma apa ini?"

"Duduklah di sini. Aku akan mengambil pie apel buatanku"

Chorong menuju ke area ruang tamu yang selalu terlihat rapih sama seperti sebelumnya. Kadang dia merasa penasaran seberapa sering pria pemilik rumah ini memanggil pekerja untuk membersihkan seluruh area yang ada di sana. 

"Tempat ini cukup luas untuk di tinggali seorang diri. Apa dia selalu baik-baik saja selama ini?" Chorong bergumam pelan. 

"Aku belum memotongnya tapi masih cukup hangat untuk bisa kau makan sekarang"

Wanita itu segera membantu Ayah Junmyeon yang menaruh nampan berisi makanan di meja sana. 

"Bagaimana kau membuatnya, tuan Kim?"

"Aku hanya mengikuti instruksi yang ku lihat dari internet"

"Ma-maksudku....bukankah meja dapur lebih tinggi darimu? Bagaimana bisa....kau....." Chorong menghentikan kalimatnya karena takut menyinggung pria ini. 

The Last FlowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang