5. Being Trapped

58 9 2
                                    

-- Beberapa hari kemudian --

Hujan kembali turun dan membasahi jalanan sekitar tempat tinggal Junmyeon. Dia sedang sibuk di depan komputer sejak pagi tadi. Kegiatannya di akhir minggu juga selalu berkaitan dengan pekerjaan. Beruntung terdapat ruangan khusus di rumahnya yang tampak seperti ruangan kantor, jadi dia bisa lebih fokus melakukan pekerjaannya di sana. Sesekali pekerja rumah masuk hanya untuk menaruh nampan berisi makanan dan juga teh hangat. Namun pria itu belum melirik ke arah sana sama sekali karena masih mengetik sesuatu di tempat duduknya. 

"Pegalnya......" Dia mulai merentangkan kedua lengan ke udara sambil bersandar. 

Rasa kantuk serta lelahnya muncul sampai dia membiarkan udara keluar dari mulutnya begitu saja. Ditatapnya sajian makanan tidak jauh di depannya dalam diam. Kemudian Junmyeon bergerak bangkit untuk pindah ke kursi lain sekarang. 

"Hmm... Lezatnya" Pujian datang saat mengunyah makanan yang masuk pertama kali ke mulutnya. 

Dalam waktu singkat, beberapa mangkok kecil di sana tidak berisi lagi dan hanya tinggal menunggu pekerja rumah untuk merapihkannya. Junmyeon kembali duduk bersandar sambil memikirkan kegiatan apa yang akan dia lakukan setelah ini. Rumahnya terasa lebih sepi setiap akhir minggu karena anaknya yang sedang menginap di tempat lain. Rutinitas itu selalu berulang sejak tahun lalu dan entah sampai kapan akan terus berlanjut. 

Selagi termenung, ponselnya berbunyi tanda pesan masuk. Dia mengeceknya dari saku celana dan terdapat nomor baru yang belum disimpannya. Pesan itu rupanya berupa pemberitahuan kupon gratis dari toko bunga karena dia sempat membeli bunga termahal untuk mengirimkannya kepada sang mantan istri kemarin. 

"Bunga? Mereka memiliki strategi bisnis yang seperti ini juga rupanya. Ku pikir hanya berlaku pada bisnis kuliner saja" Dia membaca lebih detail lagi isi pesan itu dan mematikan layarnya.

Kemudian ponselnya berbunyi lagi lebih lama tanda ada yang menghubunginya. 

"Halo?"

"Tuan Kim Junmyeon, saya dari bagian penyelidikan kepolisian pusat. Mengenai laporan yang anda ajukan bersama Ayahmu waktu itu sedang kami proses. Dan saya ingin mendiskusikan sesuatu berkaitan dengan hal itu. Bisakah anda datang ke kantor polisi kami sekarang?"

"Apa kalian sudah menemukan pelakunya?"

"Bukan mengenai pelaku, tapi tentang hal lain yang mengarahkan kami pada kelompok pembunuh berencana di beberapa kota"

"Apa?"

"Untuk lebih detailnya, kami ingin meminta anda datang ke sini di saat tidak sedang sibuk melakukan kegiatan apapun"

"Baiklah. Aku akan datang"

"Baik. Saya tunggu kedatangan anda, tuan Kim Junmyeon" Panggilan pun berakhir. 

Junmyeon terdiam sejenak sebelum mulai bersiap-siap pergi. Dia juga meninggalkan rumah sendirian tanpa ditemani sang sopir yang selalu bersedia mengantarnya kemanapun hari ini. 

.

.

.

.

.

"Apa? Pelakunya merupakan anggota kelompok pembunuh berencana?" Ucap Junmyeon saat sudah mendengar pernyataan lagi dari polisi yang menghubunginya tadi. 

The Last FlowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang