33. Trauma

41 9 0
                                    

-- Rumah Sakit --

Matahari yang baru muncul di langit tampak tidak menghentikan Chorong untuk tetap terjaga sampai saat ini. Dia sudah berpindah ke gedung lain untuk menjenguk pasien yang dikenalnya. Setelah menunggu keberhasilan operasi di Rumah Sakit pertama, kini dia harus memastikan kondisi orang kedua di tempat yang berbeda. 

Langkahnya terhenti di depan sebuah ruang rawat. Dia sama sekali tidak berharap apapun selain keselamatan pasien di dalamnya. Secara perlahan, dia membuka pintu dan mengejutkan beberapa orang yang berada di sana. 

"Siapa kau?"

Chorong membungkukkan badannya dengan sopan meskipun tidak mengenal mereka. Dia hanya ingin melihat kondisi seorang anak kecil yang masih terbaring di atas tempat tidur sana. Dalam diam, dia memberanikan diri untuk mendekat dan langsung menutup mulut tanda terkejutnya saat ini. 

Berbagai macam alat bantu pernapasan terpasang pada wajah Jaehyun yang belum membuka kedua matanya sedikitpun. Kondisi anak itu rupanya hampir sama dengan sang Ayah yang juga sudah melewati masa kritisnya satu jam yang lalu. Chorong kembali dihantui rasa bersalah karena tidak bisa menghentikan tindakan kekerasan yang diterimanya. 

"Siapa dia?" 

Suara dari arah belakang membuatnya menoleh. Joohyun berada di dekat pintu dan segera membawa wanita itu keluar dari sana. 

"Apa yang kau lakukan di sini? Sejak kapan kau datang?"

"A-aku.....a-aku hanya ingin melihat kondisi anakmu, nyonya Bae"

"Pergilah. Aku tidak ingin kau berada dekat dengan anakku lagi"

"A-apa yang sebenarnya terjadi? Ba-bagaimana Jaehyun bisa terluka seperti itu, nyonya?"

"Kau masih bisa bertanya seperti ini di saat kau lah penyebab semuanya?"

"A-apa?"

"Beberapa pria masuk ke kamarnya secara paksa di saat kami sedang berada di ruang makan. Mereka mencari Jaehyun dan mengatakan kalau itu merupakan perintah darimu. Mereka langsung menyerangnya dengan brutal sampai melukaiku dan juga kekasihku. Apa kau tahu yang mereka lakukan pada Jaehyun? Masing-masing memegang senjata tajam dan menyeretnya keluar ruang makan. Anak itu berteriak tanpa henti. Bisakah kau bayangkan betapa mengerikannya kejadian itu bagi kami? Sebaiknya kau pergi jauh dari sini secepatnya atau aku akan melaporkanmu kepada polisi"

Chorong terdiam sejenak untuk membayangkan kembali semua kronologis itu. 

"A-aku tidak terlibat dalam hal apapun, nyonya. Mereka hanya menggunakan namaku untuk melakukan hal itu"

"Lalu? Apa yang harus ku lakukan sekarang di saat anakku masih dalam kondisi kritis?"

"Ma-maafkan aku, nyonya... Aku....."

"Ku dengar, mereka juga menyerang kediaman Ayah Junmyeon juga tadi malam. Apa kau datang sendiri? Tidak bersama mantan suamiku?"

Chorong merasa berat untuk menanggapi pertanyaan itu. Tapi sebisa mungkin dia menjelaskan kejadian kemarin meskipun tidak sedetail kenyataannya. 

"A-apa? Apa yang kau katakan? Junmyeon mendapat beberapa luka tembakan? Di-dimana dia sekarang?"

"Dia berada di Rumah Sakit lain dan harus mendapat pengawasan penuh dari tenaga medis"

Joohyun merasa sangat terkejut. Dia tidak percaya dengan apa yang menimpa orang-orang terdekatnya dalam waktu yang bersamaan. 

"Nyo-nyonya, izinkan aku untuk menjenguk Jaehyun sampai dia bisa kembali ke rumah. Aku akan....."

"Apa kau gila?"

"Apa?"

"Pergilah, dasar penjahat!! Kau yang sudah melukai mereka berdua! Aku tidak ingin melihatmu di depanku lagi! Pergi!"

The Last FlowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang