32. The Scary Night

37 8 0
                                    

Suara langkah kaki Chorong terdengar di sekitar. Suasana sepi dan sunyi sedang di hadapinya sekarang. Setelah turun dari bus umum terakhir, dia harus berjalan kaki sendirian ke arah tempat yang alamatnya masih tertera di ponselnya. Hanya ada trotoar kecil dengan dibatasi pagar yang mengarah ke pinggir pantai. Tidak ada kendaraan lain yang lewat ataupun orang-orang yang berkeliaran di sekitar. Area sana sepertinya sengaja di jadikan tempat pertemuan mereka karena jauh dari pemukiman setempat. 

"Dia datang....." Ucap seorang pria pada temannya dan menunjuk ke satu arah. 

Sosok wanita yang mereka tunggu sejak beberapa jam yang lalu akhirnya menampakkan diri dengan wajah yang penuh dengan rasa lelah. Chorong menjadi pusat perhatian beberapa pria berpakaian serba hitam yang mengarahkannya ke dalam sebuah gudang bekas penyimpanan alat-alat besar. Sudah hampir tengah malam dan suasana semakin mencekam karena tidak ada wanita lain selain dirinya di sana. 

"Berapa lama aku harus menunggu? Kau tiba lebih lama dari yang ku duga" Suara berat pria tua bertopi hitam mulai mendekat. 

Chorong mengenggam ponselnya di tangan dengan erat karena tidak mendapati sosok pria yang sempat berbicara dengannya di telepon tadi. 

"Apa kau mencari seseorang? Kenapa kau terlihat gelisah seperti itu?"

"Dimana tuan Kim Junmyeon? Aku tahu kalau kau menahannya di sini"

"Apa itu panggilan yang biasa kau ucapkan padanya? Ku pikir kau akan memanggil dengan sebutan lain dari pria yang kau sukai itu"

"Katakan dimana dia sekarang!"

"Kau bisa berteriak karena merasa lelah dengan perjalanan jauh tadi. Tenangkan dirimu terlebih dulu. Biar mereka yang membawa pria itu ke sini"

Beberapa orang di dekat Chorong mulai bergerak ke arah lain. Dia selalu mewaspadai sekitar dan selalu menarik perhatian pria bertopi yang sedang berdiri tidak jauh darinya. 

"Aku harap kau bisa bekerja sama dengan baik untuk tidak menghubungi polisi sekarang"

Mendengar hal itu, Chorong langsung menonaktifkan ponselnya dan memasukkannya ke dalam saku jaket. Tidak berapa lama kemudian, sosok Junmyeon dibawa oleh dua orang karena kondisinya yang sudah sangat lemah. 

"Tuan Kim...."

Pria bertopi menghalangi jalan Chorong dengan tongkatnya. 

"Dia juga merasa lelah karena menunggumu terlalu lama tadi. Mungkin dia tidak bisa beristirahat dengan baik setelah kami bawa ke sini"

Junmyeon memang sudah tidak kuat mengangkat kepalanya sendiri. Chorong bisa melihat adanya warna gelap di sebagian wajah pria itu. Dia tidak tahu seberapa banyak Junmyeon mendapat siksaan sejak tadi namun dia harus bernegosiasi terlebih dulu dengan pria tua yang selalu mengenakan topi di dekatnya. 

"Kurangi rasa khawatirmu itu, Park Chorong. Aku bahkan belum membunuh pria ini. Kalau kau terlalu menampakkan kecemasanmu padanya, aku akan merasa cemburu nanti"

"Apa sebenarnya yang kau inginkan?"

"Hanya hal sederhana. Melihatmu tersiksa dengan adanya penyesalan yang lebih besar dari masa lalumu'

"Apa?"

"Kau seharusnya bisa mengikuti peringatanku dengan baik. Kenapa sampai saat ini kau masih saja keras kepala untuk menentangku? Apa kau ingin balas dendam padaku atas kematian Ayahmu? Atau kau sudah terlanjur menyukai dan mempercayai pria ini sampai bisa bekerja sama dengan pihak polisi untuk mencari keberadaanku?"

"Aku hanya ingin mencari ketenangan di dalam hidupku dan itu bisa ku dapat setelah melihatmu mendapat hukuman di penjara"

"Jangan bercanda, Park Chorong. Aku bahkan bisa dengan mudah mengunjungimu di penjara waktu itu. Apa kau sudah lupa? Mungkin pikiranmu sudah banyak terpengaruh oleh orang-orang yang bersikap baik padamu jadi kau berani mengambil resiko menentang peringatan ku, seperti pria ini"

The Last FlowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang