BAB 5

14.7K 532 78
                                    

Tatiana memandang remeh Ved yang sedang berdiri sambil menatapnya dengan tatapan genit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tatiana memandang remeh Ved yang sedang berdiri sambil menatapnya dengan tatapan genit. Sebenarnya Tatiana sudah tak merasa heran dengan kelakuan laki-laki itu.

Ved pernah lebih menyebalkan dari sekadar tatapan genit seperti saat ini. Laki-laki itu bahkan pernah secara terang-terangan menggoda Tatiana seperti mengatakan Tatiana seksi, minta dicium, dan minta dibelai.

Pokoknya segala keburukan sudah Tatiana lihat ada pada diri Ved. Dan semua keburukan Tatiana, sudah mulai terlihat oleh Ved.

Tatiana mendesah pasrah. Entah apalagi yang Ved rencanakan kali ini. Yang jelas Tatiana merasa kesulitan untuk menebak rencana Ved, yang laki-laki itu simpan di kepalanya.

"Kok kamu diam?" tanya Ved heran. "Mana nih Tatiana Anggara yang tadi keliatan ketus?"

"Sekarang aku lagi menebak isi kepala kamu. Isinya apa sih?"

"Siasat untuk memproduksi anak bersama kamu," celetuk Ved.

Mendengar jawaban Ved, perempuan itu lantas memutar bola matanya dengan malas. Sudah dia duga. Ved memang tidak akan beres saat berpikir. Tatiana sempat tidak percaya kalau Ved memimpin sebuah perusahaan besar dengan pikiran mesum seperti itu.

"Kamu mau ke mana?" tanya Ved agak waspada. Pasalnya Tatiana sudah beranjak dari posisinya.

"Aku mau tidur."

"Ikut!"

"Kamar kamu ada di sana."

Tatiana menunjuk ke arah belakang Ved. Kamar khusus tamu ada di sana. Seharusnya Ved berjalan ke arah sana, dan bukannya malah mengikuti Tatiana seperti ini.

"Aku nggak biasa tidur sendirian," elak laki-laki itu.

Tatiana lantas menarik kaus Ved. "Eh, kamar kamu di sana. Nggak usah cari-cari alasan. Apalagi alasan kamu basi banget!"

"Bukan cari-cari alasan. Justru aku lagi jujur sama kamu."

Tatiana langsung berkacak pinggang, menatap Ved dengan tatapan tajam yang dia miliki. Tatiana tentunya merasa heran dengan kegigihan laki-laki itu yang sangat ingin tidur bersamanya. Dipikir dia anak kecil apa?

"Jadi, selama ini kamu nggak pernah tidur sendirian? Terus kamu tidur sama siapa?"

"Aku selalu tidur sama guling, bantal, selimut, sep—"

"Tenang aja, di kamar sana juga ada teman tidur kamu kok," potong Tatiana langsung.

Perempuan itu tersenyum sinis sementara Ved tampak menahan kekesalan. Tatiana baru akan berbalik menuju kamarnya, namun dia kembali lagi dan berdiri di depan Ved.

"Untuk malam ini kamu boleh tidur di sini. Tapi, untuk malam berikutnya kamu nggak boleh tidur di sini." Terpaksa, Tatiana mengizinkan Ved tidur di apartemennya.

Ved tertawa mengejek. "Kalau aku tetap mau tidur di sini gimana?" tantangnya tidak takut.

Lagi pula apa yang perlu dia takutkan? Diberi ciuman saja Tatiana sudah klepek-klepek, bahkan minta tambah.

SituasionshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang