BAB 9

10.1K 426 40
                                    

"Om, baru datang?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Om, baru datang?"

"Lho, beneran ada Ved ternyata." Anggara mendekat, lalu duduk di kursi. "Iya, baru datang nih. Kamu dari mana? Kok ada di dapur?"

"Tadi mau buat makanan Om, tiba-tiba lapar."

"Lho, jam segini kok belum makan malam?"

Ved meringis pelan. "Baru sempat makan malam, Om. Padahal tadi sore udah makan banyak."

Tiba-tiba saja Meilani muncul sambil berlari ke arah Ved. "Kak Ved! Mei cari-cari lho!" gerutu gadis kecil itu. "Kak Ana mana ya?"

Ved berkedip gugup. "Hm? Tadi sih ada di sini. Mungkin ada di kamarnya. Coba Mei cari ke sana."

Bibir gadis kecil itu cemberut. "Nggak mau ah. Capek! Mei mau duduk aja sama mama."

Gadis kecil itu segera meninggalkan dapur, sementara Ved langsung menghela napas lega. Laki-laki itu beralih kepada Anggara yang sedang minum. Selama beberapa detik itu Ved segera mencari cara agar membuat Anggara meninggalkan dapur dengan segera.

"Ved, duduk dulu."

"Eh, gimana, Om?"

Anggara bersendawa setelah minum. "Kok kamu bisa ada di sini?"

"Oh itu ... kebetulan aku lagi butuh tempat tinggal, Om. Karena rencananya malam ini aku mau lembur, makanya mampir ke sini dulu. Lagian kalau langsung pulang ke rumah malah kejauhan."

Ved menelan salivanya susah payah setelah mengarang bebas. Lidahnya begitu lancar bergerak, merangkai kebohongan yang semoga saja bisa dipercaya oleh Anggara. Entah apa jadinya kalau Anggara sampai tidak mempercayainya.

Ehm, sebenarnya Ved tidak masalah kok kalaupun Anggara memergokinya sedang memadu kasih dengan Tatiana. Yang menjadi masalahnya hanya satu, Tatiana belum bersedia hubungan mereka diketahui orang lain. Padahal Ved sudah sangat siap.

"Terus sekarang Ana ke mana?"

"Nah itu dia, Om. Kok Ana malah hilang, ya? Tadi kayaknya dia masuk ke dalam kamar deh. Coba nanti aku cari dia di belakang."

"Lho, memangnya mau apa di belakang?"

"Nggak tau, Om. Kan bisa aja dia di belakang lagi buang hajat," jawab Ved sambil tertawa.

"Aneh kamu mah. Buang hajat tinggal ke kamar mandi kok." Anggara beranjak bangun, kemudian kepalanya menunduk sebentar. "Kok kayak ada yang ganjel, ya?"

"Kenapa, Om?"

"Eh, bukan apa-apa kok. Om mau ke depan dulu. Kalau memang Ana lagi di belakang, buruan suruh ke depan."

"Siap, Om!"

Anggara berbalik, namun baru beberapa langkah dia berjalan, laki-laki itu sudah berbalik lagi. "Om salah liat apa gimana ya? Itu leher kamu kok merah-merah gitu?"

SituasionshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang