BAB 18

8.5K 297 15
                                    

"Permisi, Pak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Permisi, Pak. Ada yang bertamu."

Ved tidak mengangkat wajahnya sama sekali dari layar komputer, sementara tangannya sibuk menulis sesuatu di kertas. "Siapa yang bertamu? Saya nggak menerima tamu siapa pun juga. Sebaiknya kamu suruh pulang lagi orang itu."

Tiba-tiba Ved beranjak bangun, kemudian membuang gumpalan kertas di tangannya ke kotak sampah. Gerakan Ved itu jelas dilihat oleh Tomy, yang saat ini sedang berusaha untuk menarik perhatian bosnya.

"Jadi, saya harus usir tamunya, Pak?" tanya Tomy tiba-tiba. Takutnya Ved malah berubah pikiran.

"Hm, suruh pulang. Bilang aja kalau saya sedang sibuk," jawab Ved. Lalu, kembali duduk di kursinya.

"Tamunya si number one, Pak."

Ved yang sedang mendorong keyboard-nya tiba-tiba berhenti, kemudian melirk Tomy. "Siapa, Tom?"

"Tamu Pak Ved kali ini adalah number one." Itu tandanya seseorang yang penting.

Setelah mendengar jawaban Tomy, Ved refleks beranjak bangun. "Kenapa nggak kamu suruh masuk dari tadi? Saya kan udah bilang, kalau dia datang jangan ditahan-tahan!"

Sama seperti kejadian sebelumnya, Ved terlihat mengusir Tomy dari ruangannya. Bersamaan dengan itu Ved membuka pintu ruangannya lebar-lebar. Kemudian, tampang galaknya berubah menjadi sok manis.

Wajahnya yang semula seperti macan, kini berubah menjadi kelinci. "Hay, kenapa nunggu di luar?"

Laki-laki itu mendekat, kemudian mencium bibir tamunya yang tak lain adalah Tatiana. Reaksi Tatiana tentu saja terkejut. Pasalnya saat ini dia masih berada di depan pintu. Refleks, Tatiana menoleh ke kanan dan kiri. Untungnya Tomy tidak sedang menatap ke arah mereka.

Tatiana segera mendorong tubuh Ved, sambil berdesis, "Jangan cium-cium sembarangan dong!"

Ved malah menyengir. Akhir-akhir ini dia memang paling senang menyengir sok manis. Tatiana yang melihatnya malah semakin kesal. Seolah Ved adalah makhluk yang tidak berdosa sama sekali. Padahal kalau ditimbang, dosanya sudah sangat membuat bumi sempit.

"Kamu datang ke sini selalu tiba-tiba. Kenapa sih? Mau ngasih kejutan ya?" Ved bukannya tidak suka kalau Tatiana datang ke kantornya. Hanya saja, Ved selalu membuat perempuan itu menunggu. Ved hanya khawatir kalau Tatiana memutuskan untuk balik lagi.

"Nggak apa-apa. Memang nggak ada niat mampir sebelumnya." Perempuan itu duduk kemudian menarik Ved duduk di sana juga. "Lagian aku cuma bisa datang kalau udah jam pulang kantor aja."

"Ya, aku tau kalau kamu juga sibuk dengan pekerjaan kamu," balas Ved sok bijak.

Padahal mah, Ved ingin Tatiana datang setiap detiknya. Gimana ya, kalau ada di dekat Tatiana, Ved selalu merasa keenakan. Dipeluk saja sudah enak, apalagi kamu sampai ditindih. Duh! Ved jadi merinding. Ingin mengulang kegiatan panas mereka dua hari yang lalu.

SituasionshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang