BAB 2

17.6K 648 18
                                    

Anggara langsung mendesah lega ketika melihat kedatangan putrinya ke rumah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Anggara langsung mendesah lega ketika melihat kedatangan putrinya ke rumah. Sudah lebih dari 2 minggu putrinya tak pulang ke rumah, padahal Anggara sudah sering membujuknya untuk pulang ke rumah minimal 2 kali dalam satu minggu.

Memang pada dasarnya Tatiana tak pernah mau menurut apa kata papanya. Putri sulung Anggara tersebut memang sudah terbiasa melawan perintah Anggara, tak peduli meskipun Anggara sudah memaksanya untuk pulang ke rumah.

Ada rasa senang dan juga ada rasa kesal melihat kedatangan anaknya. Perasaan seorang ayah mana yang tidak khawatir pada anaknya setelah ditinggal pergi. Meskipun Tatiana sudah sering meninggalkan rumah dan hidup mandiri namun Anggara masih belum bisa melepas putri sulungnya tersebut.

"Papa kira kamu lupa jalan pulang."

Ucapan pertama Anggara ketika Tatiana duduk di depannya. Perseturuan ringan tersebut sudah sering terjadi dalam keluarga mereka.

Tatiana sendiri sudah terbiasa dan tidak menganggap berlebihan ucapan berupa sindiran dari papanya. Vella yang sudah menjadi bagian dari keluarga Anggara sudah tak lagi merasa aneh. Anggara dan Tatiana sama-sama saling merindukan namun keduanya sungkan untuk mengatakannya.

"Meilani mana, Ma?" Adalah pertanyaan pertama yang keluar dari mulut Tatiana.

Semenjak Anggara menikah lagi, Tatiana tetap tidak mau pulang ke rumah namun dia selalu menyempatkan waktu untuk pulang ke rumah minimal 1 minggu sekali. Apalagi semenjak Tatiana memiliki adik baru yang saat ini sudah berumur 6 tahun, Tatiana lebih sering pulang ke rumah untuk menemui adik tirinya.

"Meilani lagi mandi," jawab Vella.

Tatiana pikir papanya tidak akan memproduksi adik untuk Tatiana mengingat usia Tatiana sudah dewasa. Namun, siapa sangka kalau Anggara dan Vella tetap memberinya adik yang jarak usia mereka lumayan jauh.

Tatiana tak keberatan sama sekali dengan penambahan anggota keluarganya yang baru. Dulu Tatiana pernah berharap memiliki seorang saudara yang bisa dia jadikan teman ketika dia sedang sendirian.

Tuhan memang mengabulkan doanya, sekarang Tatiana sudah memiliki saudara perempuan satu ayah namun berbeda Ibu. Adik perempuannya yang bernama Meilani sangat mirip dengan papanya, namun ketika Meilani tersenyum dia akan sangat mirip dengan Vella.

"Kamu lebih sayang Meilani daripada Papa?" Anggara mengutarakan kecemburuannya.

Tatiana langsung tersenyum lebar menatap papanya dengan tatapan mengejek. "Meilani lebih lucu daripada Papa."

Bersamaan dengan itu Tatiana mendengar suara teriakan gadis kecil dari arah belakang. Begitu kepala Tatiana menengok, senyum perempuan itu langsung terbit ketika melihat Meilani yang sedang berlari menuruni anak tangga bersama asisten rumah tangga.

SituasionshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang