BAB 25

4.9K 319 80
                                    

Vella benar-benar mengusir Ved dari rumah mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Vella benar-benar mengusir Ved dari rumah mereka. Hal itu dia lakukan supaya Tatiana dan Ved bisa sama-sama introspeksi diri. Apa yang telah mereka lakukan, tentu sangat membuat Vella terkejut. Belum lagi Ved yang katanya akan membuat Vella dan Anggara bercerai supaya dia bisa bersama dengan Tatiana.

"Ma, boleh Ana masuk?"

"Masuk aja, pintu kamar nggak Mama kunci kok."

Tak lama, pintu kamar pun terbuka. Tatiana muncul di sana dengan ekspresi ragu. Tapi, perempuan itu tetap memantapkan hatinya untuk masuk ke dalam kamar mama tirinya.

Tatiana duduk di depan Vella, sama-sama berada di atas ranjang. "Mama ... istirahat?"

"Kamu mau ngomong apa?"

Mendengar itu, Tatiana refleks menelan salivanya susah payah. Vella saat ini terlihat sangat tegang. Yang mana, malah membuat Tatiana juga ikut tegang. Bedanya, Vella tegang karena menahan emosi sementara Tatiana merasa tegang lantaran takut.

"Soal Ved tadi—"

"Jangan kasih tau papa."

Tatiana mengangguk pelan. Tatiana masih waras kok, dia tidak mau menimbulkan masalah seperti itu. Bila Anggara tahu, entah bagaimana  nasib Ved selanjutnya. Sekesal apapun Tatiana kepada Ved, Tatiana tetap tidak mau melihat Ved tersakiti. Lagi pula, masalah ini muncul ketika Tatiana menerima perasaan Ved. Jadi, keduanya sama-sama bersalah.

"Ana minta maaf. Tapi, apa Mama harus ngusir Ved dari sini?"

"Jadi, kamu tetap mau tinggal bareng Ved?"

"Bukan gitu, Ma. Rasanya Mama agak kejam kalau mengusir keponakan sendiri," jawab Tatiana sambil menundukkan kepalanya.

"Kamu sudah tahu dia keponakan Mama, kenapa kamu masih main-main sama dia?"

Balasan Vella menjadi skakmat bagi Tatiana. Seandainya Tatiana boleh berlindung dibalik nama cinta, pasti saat ini Tatiana sudah menjawab. Tapi, Tatiana sadar, tidak selamanya dia bisa bersembunyi karena cinta.

Meskipun Tatiana mencintai Ved, rasanya tidak adil kalau sampai harus menghalalkan segala cara untuk bersama. Tatiana tidak mau hidup seperti itu. Penyesalan memang selalu datang terlambat kan? Tatiana sudah pernah menduga, bahwa suatu saat nanti Tatiana akan menyesal.

"Ved nggak akan membuat Mama dan papa cerai kok, Ana janji nggak akan mendukung Ved." Tatiana sungguh-sungguh mengatakan itu. "Tapi, Ved cuma keponakan Mama, kan? Ana pikir—"

"Kenapa? Apa karena dia keponakan Mama, kamu dan dia bisa menikah?" Vella menghela napas panjang. "Memang nggak ada larangan kamu dan Ved menikah meskipun Mama adalah mama tiri kamu. Tapi, keluarga kami, keluarga Ved mungkin nggak bisa menerima itu."

Keluarga Ved? Rasanya Tatiana ingin tertawa saja. Bagaimana bisa Tatiana begitu percaya diri ingin menikah dengan Ved? Tatiana lupa, keluarga Ved bukan keluarga sembarangan. Mereka sangat terhormat. Pasti akan memikirkan pandangan orang lain terhadap keluarga mereka.

SituasionshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang