BAB 39

3.5K 285 112
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Mama dan papa kamu nggak akan marah kan kalau aku datang ke sana?"

"Ya nggaklah, ngapain juga marah? Mereka pasti senang. By the way, aku udah bilang sama mereka kalau kemungkinan besar kita menikah tanpa restu oma. Ya, ngapain juga ya, kan yang penting mama dan papa setuju."

Tatiana meringis tak enak. "Terdengar kejam sih, Ved. Tapi, aku mau egois. Kalau oma bisa keras kepala dan egois kayak gitu, aku juga bisa."

"Nah, gitu dong. Ini baru Ana yang aku kenal. Percaya diri dan optimis."

"Sebenarnya ada yang bikin aku nggak semangat."

"Apa itu?"

"Ya, oma kamu. Beliau tuh melarang kita bersama karena apa? Alasan oma terlalu bertele-tele. Nggak ada alasan yang benar-benar tepat. Aku jadi bingung, sebenarnya kenapa dia menentang kita. Apa karena kita bersaudara, atau karena aku kurang cocok?"

"Nggak perlu dipikir, kamu bisa tambah bingung. Beliau memang maunya aku nurut apa kata beliau. Yang jelas, secara perlahan oma pasti bisa kok kita buat luluh."

Mendengar itu, Tatiana langsung mengernyit. Rasa-rasanya kok tidak percaya ya? Sebab sejak awal saja oma sudah menatap Tatiana tak suka. Ya memang sih, ada beberapa hal yang membuat oma seperti sudah memberi restu. Salah satunya adalah ketika oma menanyakan apakah Tatiana bisa memasak atau justru tidak.

Saat itu, Tatiana sudah senang setengah mati. Dia pikir, oma tanya-tanya begitu karena mau memastikan cucu kesayangannya bisa menikah dengan perempuan yang tepat. Yang nantinya bisa mengurus Ved.

Ternyata, oma bertanya begitu hanya untuk menjatuh Tatiana saja. Beliau mau membuat mental Tatiana jatuh, mencari celah kesalahan dan kelemahan Tatiana. Sayangnya, semua yang oma tanyakan masih bisa Tatiana jawab.

Sehingganya oma tidak memiliki alasan lain untuk menolak Tatiana. Akhirnya, oma pun berterus terang kalau dia menentang hubungan mereka. Mau seberusaha apa pun Ved membujuknya, oma tidak akan luluh dengan mudah.

"Saat ini, yang aku pikirkan hanya satu. Menikah sama kamu," ucap laki-laki itu dengan nada serius namun penuh perhatian. "Setelah kita menikah, aku yakin kok lambat laun oma bisa luluh."

"Kamu yakin, Ved?"

"Yakin dong, oma tuh tipe orang yang gampang cemburu. Nanti kamu akan tau gimana cara aku membuat oma luluh dengan cara yang smooth. Sekarang, kita berdua jangan memaksa oma lagi. Kalau memang oma nggak mau, jangan kita paksa."

"Hm, okay deh. Aku ngikut aja."

"Dah, sekarang turun dulu. Kita udah sampai di rumah papa dan mama."

Rupanya, kedatangan mereka berdua sudah ditunggu oleh Giara. Saat ini, ibu satu anak itu sedang tersenyum sambil berjalan mendekat. Ketika sudah tiba di depan Tatiana, Giara langsung memeluk calon menantunya.

SituasionshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang