BAB 42

4K 257 35
                                    

"Happy wedding, Ana! Wah, nggak nyangka banget sih bisa liat Ana nikah sama si Otong

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Happy wedding, Ana! Wah, nggak nyangka banget sih bisa liat Ana nikah sama si Otong. Eh, Otong, kamu harus baik-baik sama temen saya ya. Jangan berani macem-macem kamu. Kalau kamu macam-macam, saya bikin—"

"Sayang!" tegur Arjuna kepada istrinya.

Karren memang sering kali lupa daratan kalau sudah bertemu Ved. Bagaimanapun juga mereka adalah musuh bebuyutan yang sulit dipisahkan.

"Maaf, Mas. Abisnya aku bahagia banget. Temen aku akhirnya laku!" celetuk Karren sambil cengengesan.

Ck! Dikira Tatiana tidak bisa menggaet laki-laki kali ya? Lihat saja nih, Tatiana berhasil menggaet seorang pengusah sukses berdompet tebal. Memangnya hanya Karren saja yang bisa menyombongkan suaminya?

"Tuh dengerin kata laki lo! Nggak usah pecicilan gitulah," sahut Tatiana sambil memeluk lengan suaminya.

Duh, senangnya bukan main ketika memanggil Ved dengan sebutan suaminya. Laki-laki tampan yang kini sudah resmi menjadi miliknya. Tidak perlu lagi sembunyi-sembunyi ketika harus berhubungan.

"Sayang, tiba-tiba aku merinding," bisik Ved tiba-tiba.

Kemudian, Arjuna pun melakukan hal yang sama. Mereka berdua saling merapat kepada istri masing-masing. Seolah ada makhluk halus yang sedang mengintai mereka berdua.

Tatiana dan Karren tentu hanya cekikikan melihat tingkah laku suami mereka. Sementara si korban, orang yang membuat dua laki-laki gagah itu mendadak merinding langsung mendelik.

"You pada emang keterlaluan ya! Ay bukan hantu keles!" sewot Jeng Dormi dengan mata mendelik tidak senang. Kemudian tangannya langsung bergerak-gerak centil.

"Udah, Jeng, mendingan lo pergi aja sana. Kasihan suami gue. Alergi sama cowok ganteng," usir Tatiana sambil tertawa.

Bagaimana tidak tertawa kalau tampang Jeng Dormi sekarang bisa mengalahkan sang mempelai pria. Cakepnya luar biasa.

Bahkan, kecantikan Tatiana pun tak bisa menandingi betapa aduhainya Jeng Dormi hari ini. Rambutnya yang biasa polos seperti laki-laki pada umumnya, kini sudah berubah merah dan panjangnya sudah sebahu.

Tatiana tahu itu hanya rambut palsu, tetapi entah kenapa bisa begitu cocok di kepala laki-laki kemayu itu. Apalagi, Jeng Dormi mengenakan pakaian serba merah.

Tenang, dia tetap mamakai celana kok. Hanya saja, baju yang Jeng Dormi pakai sangat mencirikan baju perempuan. Ada pita dan pernak-pernik lainnya.

"Jeng, kayaknya makin ke sini makin mirip perempuan. Udah beneran bengkok ya?" Karren menatapnya penuh tanda tanya.

Pasalnya selama ini Jeng Dormi selalu mengaku masih suka perempuan. Meskipun tampangnya sudah mirip banci. Melihat penampilannya yang sekarang berubah, Karren jadi meragukan itu.

"Apa pun wujud kamu sekarang, saya nggak suka kamu muncul di dekat istri saya. Sekarang kamu pergi aja sana!" usir Arjuna dengan ekspresi jijik.

Hal yang sama juga terjadi kepada Ved. Laki-laki yang biasanya gagah itu mendadak menciut. Berdiri di belakang istrinya dengan ekspresi seakan mau muntah.

SituasionshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang