BAB 16

8.7K 344 39
                                    

Apa yang membuat Tatiana begitu menyukai sosok Ved padahal selama ini Tatiana selalu menolak pesona laki-laki itu? Tampan kah? Berdompet tebal? Atau justru kepribadiannya? Sampai saat ini pun Tatiana masih mencari tahu, apa yang membuatnya bisa me...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Apa yang membuat Tatiana begitu menyukai sosok Ved padahal selama ini Tatiana selalu menolak pesona laki-laki itu? Tampan kah? Berdompet tebal? Atau justru kepribadiannya? Sampai saat ini pun Tatiana masih mencari tahu, apa yang membuatnya bisa menyukai laki-laki itu.

Tatiana bahkan nekat melawan arus, berani menanggung risiko yang akan dia dapatkan nanti. Tapi, apakah Ved akan memilihnya? Bukan. Tatiana percaya kalau Ved adalah laki-laki paling nekat yang dia kenal. Tak takut sama sekali meskipun hubungan mereka mungkin akan ditentang orang tua.

Selagi Tatiana dan Ved masih saling menikmati, dan sanggup menanggung bersama akibat dari perbuatannya, maka tidak ada salahnya untuk dilanjutkan. Terlebih lagi Ved pernah berjanji akan memperjuangkan Tatiana apa pun yag terjadi.

"Aku janji!"

Bibir Tatiana selalu cemberut ketika mdengar janji laki-laki itu. Antara percaya dan terpaksa percaya. Mungkin karena Tatiana masih takut. Padahal, kalau Ved sudah menjanjikan sesuatu, Tatiana berhak menagihnya.

"Buruan turun. Ngapain lama-lama di sini?"

Meskipun dengan bibir mayun, Tatiana tetap keluar dari mobil. Tadi sore Ved menjemputnya, setelah pulang kerja. Lalu, mereka lanjut kencan meskipun dengan kondisi tubuh yang belum mandi. Bau-bau kecut tapi tetap tercium harum karena hidung keduanya sudah sama-sama buta aroma.

"Jangan lupa telepon orang rumah."

"Hm," gumam Ved.

Sebelumnya, Tatiana memang berencana lembur. Tapi, mendadak saja Jeng Dormi membatalkan rencana lembur mereka. Lalu, Ved yang mengetahui itu langsung membawa Tatiana ke rumah besar laki-laki itu.  Katanya, mumpung Tatiana sudah telanjur izin akan lembur. 

Dasar, Ved si tukang modus! Katanya, manfaatkan kesempatan yang ada.

"Di rumah kamu ada siapa?" tanya Tatiana mengedarkan pandangannya. 

Rumah Ved memang terlihat sepi, tapi kan bisa saja ada pekerja di dalamnya. Karena Ved jarang menempati rumah itu, bahkan sudah tidak pernah lagi semenjak dia tinggal di rumah Anggara. Tatiana hanya ingin memastikan kalau rumah itu kosong atau berpenghuni.

"Biasanya ada yang tukang bersih-bersih, dua orang, suami istri. Jam kerjanya cuma sampai sore. Sekarang kan sudah malam, jadi udah pulang."

Tatiana menganggukkan kepalanya, menyelonong bebas masuk ke dalam rumah. Perempuan itu menggeleng-geleng pelan. Merasa takjub karena rumah megah itu tidak dihuni sama sekali. Bukannya Tatiana takut ada makhluk lain yang menghuni, Tatiana hanya takut rumah ini jadi sia-sia setelah dibangun.

"Kamar kita ada di lantai dua, naik aja. Kamar paling depan, itu kamarnya."

Mata Tatiana mendelik kaget. "Kamar kita?" tanyanya pura-pura syok.

Sebenarnya Tatiana tidak heran sih kalau mereka akan tidur satu kamar, bahkan satu ranjang. Saat di rumah Anggara pun Ved sudah berani masuk ke dalam kamar Tatiana diam-diam, apalagi kalau di sini. Laki-laki itu malah bebas menyentuh Tatiana semaunya.

SituasionshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang