BAB 30

4.7K 331 125
                                    

Pagi-pagi sekali, Tatiana sudah mengantar Vella menemui Ved

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi-pagi sekali, Tatiana sudah mengantar Vella menemui Ved. Sebenarnya kalau tidak khawatir Ved bunuh diri, Vella tidak akan mendatangi rumah ponakannya. Tapi, semalam Ved terus-terusan meracau. Katanya, kalau dia tidak menikahi Tatiana, sebaiknya dia mati saja.

Berlebihan dan kekanakan memang. Tapi kalau Ved betulan bunuh diri, Vella juga yang akan menyesal. Sejelek apa pun sifat ponakannya, dia tetaplah keluarganya. Mau sekesal apapun Vella pada Ved, laki-laki itu tetap keluarganya.

"Mungkin Ved belum bangun, Ma."

"Nah itu, bisa jadi memang belum bangun. Soalnya kita datang terlalu pagi."

Semalam Vella sengaja mengunci pintu rumah Ved dari luar, dengan alasan agar Ved tidak keluyuran. Meskipun bisa jadi Ved punya kunci rumah cadangan.

Maka dari itu, Vella datang lebih pagi supaya tidak membuat Ved terkurung di rumahnya sendiri. Vella juga datang sambil membawa sarapan untuk Ved. Kurang baik apalagi coba? Baik sekali kan? Ved saja yang tidak tahu terima kasih.

Setibanya mereka di dalam rumah, Vella langsung menuju dapur. Sementara Tatiana menuju ke lantai atas. Sebenarnya Tatiana agak sungkan masuk ke dalam kamar Ved. Mengingat hubungan keduanya yang masih kacau.

Tapi, apa boleh buat, dia dan Vella sudah jauh-jauh datang ke rumah ini, jadi setidaknya mereka harus memastikan kalau Ved masih hiup.

Begitu masuk ke dalam kamar Ved, Tatiana menjumpai laki-laki itu masih tampak pulas di balik selimut. Kekesalan Tatiana semakin memuncak. Jadi, tanpa pikir panjang lagi, Tatiana segera menarik tangan Ved agar segera bangun.

Awalnya, Ved meronta tidak mau. Tapi lama-lama mata laki-laki itu terbuka juga. Usaha Tatiana yang berniat menyeret Ved ke kamar mandi rupanya berhasil. Laki-laki itu kini sudah membuka kedua matanya. Menatap Tatiana dengan tatapan kosong.

"Hey! Jangan melamun!" Tatiana menggoyang-goyang tangannya di depan Ved. Siapa tahu Ved masih belum sadar.

"Mimpi ya?"

"Bukan mimpi! Ayo, bangun!"

"Terus beneran?"

Tatiana melotot marah. Disaat seperti ini, Ved masih pura-pura bingung?

"Eh, Ana melotot." Laki-laki itu tertawa. "Jadi, bukan mimpi ya? Ya udah, aku bangun."

Tubuh Tatiana langsung mundur ke belakang, sementara Ved berjalan masuk ke dalam kamar mandi dengan langkah lunglai. Persis seperti laki-laki yang sedang depresi. Tatiana pernah melihatnya di film.

Melihat pintu kamar mandi yang tertutup, membuat Tatiana termenung. Sebelumnya dia berpikir kalau Ved akan terkejut ketika melihat keberadaannya. Tapi, apa yang terjadi sebenarnya sangat jauh berbeda dengan bayangan Tatiana.

Beberapa detik yang lalu, Ved malah tampak santai, meskipun benar laki-laki itu tertawa.

Sambil menunggu Ved selesai mandi, Tatiana memilih merapikan kamar laki-laki itu. Kemudian, Tatiana keluar dari dalam sana untuk membantu Vella. Yang penting saat ini dia sudah memastikan kalau Ved masih hidup.

SituasionshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang