BAB 31

4.3K 342 44
                                    

Tatiana tak bisa berkutik ketika Vella mengomel kepada Ved lewat telepon

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tatiana tak bisa berkutik ketika Vella mengomel kepada Ved lewat telepon.  Entah apalagi yang Ved perbuat sampai membuat Vella sekesal kelihatannya ini. Tatiana tak berani bertanya, karena Vella bisa lebih kesal daripada sekarang.

"Nggak usah tanya-tanya Tante lagi. Terserah kamu mau apa!" 

Vella segera menutup teleponnya. Perempuan satu anak itu menghela napas dalam-dalam, kemudian beranjak pergi dari dapur. Kini hanya tersisa Tatiana dan si mbak yang sedang mencuci piring.

Kalau dipikir-pikir, sudah beberapa hari ini kediaman Anggara tak pernah tenang sedikit pun. Semua itu bermula ketika Tatiana ada main dengan Ved.

Seandainya saja Tatiana tidak pernah berbuat macam-macam, maka mereka tidak akan mengalami hal seperti ini.

"Mbak, saya tinggal ya," pamit Tatiana sambil menyerahkan urusan dapur kepada si asisten rumah tangga.

Tatiana berniat mengejar Vella, kalau Vella sudah tidak sekesal tadi, Tatiana mau bertanya. Tapi kalau Vella masih sekesal tadi, maka sebaiknya Tatiana tutup mulut dulu.

Setibanya Tatiana di dekat Vella, yang kali ini sedang menonton tv, Tatiana pun dengan berani duduk di dekat Vella. Perempuan itu menatap mama tirinya ragu-ragu.

Bukan karena takut, tapi karena bingung harus bertanya apa. Padahal intinya Tatiana mau menanyakan ada masalah apa sampai membuat Vella seperti ini.

"Mama, kalau boleh Ana tau ... tadi yang nelepon siapa?"

Vella menoleh, kemudian mengangguk. "Seperti yang kamu pikirkan. Ved nelepon, katanya minta Mama buat jemput oma."

"Lah, kenapa?"

"Oma nggak mau pergi dari rumah Ved." Vella mengambil remot, mengganti channel televisi. Kemudian melanjutkan ucapannya, "Ana nggak usah mikirin itu ya. Fokus sama diri sendiri aja. Mau Ved jungkir balik pun, bodo amat. Jangan kamu pedulikan dulu."

Tanpa sadar, Tatiana menganggukan kepalanya. Sebaiknya memang begitu. Kalau Tatiana tidak mau kena omel lagi.

"Ada apa sih? Pagi-pagi udah keliatan badmood begitu." Anggara tiba-tiba saja muncul, meminta Tatiana untuk sedikit bergeser karena dia mau duduk.

"Papa nggak kerja?" tanya Tatiana bingung.

"Nggak, Papa baru pulang lembur. Hari ini mau libur dulu." Tatapan Anggara mengarah kepada putrinya. "Kamu sendiri nggak kerja?"

"Sekarang jatah cuti aku, Pa."

"Kamu ambil cuti sekarang? Why?"

"Mau aja. Nggak ada alasan khusus."

Kepala Anggara mengangguk-angguk. Kemudian, Anggara meminta istrinya untuk mengecek apakah Meilani sudah siap berangkat sekolah atau belum.

Setelah istrinya angkat kaki dari sana, Anggara menepuk lutut putrinya. Berhubung Tatiana baru saja mau pergi. Dia mencegahnya sebentar.

SituasionshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang