BAB 40

3.7K 267 33
                                    


Wahhh, udah bab 40.  Makin lama up nya ya hehehe. Aii mulai merancang ending nih.

 Aii mulai merancang ending nih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Rombongan keluarga Ved sudah memasuki bagian butik. Sementara keluarga Tatiana masih belum menampakkan diri. Perempuan itu mulai gugup, takut kalau keluarganya tidak bisa datang.

"Nggak perlu tegang gitu, mereka pasti datang kok."

"Kalau nggak datang, gimana?"

"Pasti datang kok. Kan kita semua mau fitting baju. Kalaupun mereka nggak bisa datang, pasti kasih kabar."

"Nah itu yang bikin aku gelisah, Ved. Gimana ceritanya mereka nggak bisa datang? Mereka kan harus—"

"Ana, jangan panik dulu. Santai aja. Nggak masalah kalau mereka nggak bisa datang sekarang. Kita bisa atur waktu lagi. Akhir-akhir ini kamu gampang panikan. Kamu lagi mikir apa sih?"

Perempuan itu menggelengkan kepalanya lemah. Dia sendiri tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Hatinya mendadak cemas pada banyak hal.

"Nggak tau, aku cuma merasa nggak tenang aja."

Ved tersenyum, kemudian memeluk Tatiana dengan erat. "Udah ya, jangan takut lagi. Ingat hari pernikahan kita, sudah di depan mata."

Kepala Tatiana langsung mengangguk dua kali. Dia harus tenang, sebab pernikahan mereka sudah menanti. Meskipun sampai detik ini Tatiana merasa tidak keruan.

"Aku sering capek, pikiran nggak tenang, nafsu makan turun, kenapa ya, Ved? Aku takut drop. Padahal waktu kita udah mepet."

Satu tangan Ved langsung mengelus kepala Tatiana. "Jangan berpikiran buruk dulu ah. Inget kesehatan kamu. Menurut aku, kamu lagi kelelahan aja. Wajar kok, kita sama-sama sibuk mengurus keperluan pernikahan."

Setelah menikah, maka mereka bisa bersenang-senang. Yang artinya mereka hanya perlu bersabar sebentar lagi. Bukankah pernikahan adalah keinginan mereka saat ini?

"Oh ya, aku kepikiran sesuatu." Tiba-tiba saja Tatiana menoleh. "Oma kamu nggak datang juga ya?"

"Biarin aja. Aku udah coba ngajak oma, tapi beliau nggak mau datang. Katanya sibuk, ada arisan di luar kota," jawab Ved setengah menggerutu. "Heran deh, cucunya mau nikah malah sok menyibukkan diri."

"Ya, kamu taulah kenapa oma kelihatan nggak minat sama pernikahan kita."

"Nah itu, biarin aja. Toh aku udah berusaha untuk ngajak. Aku nggak melupakan oma. Mau oma datang atau nggak, itu pilihan oma. Palingan juga nanti oma nyesel karena nggak bisa foto sama kita."

"Foto apa?"

"Foto pernikahan. Ada keluaga besar kita, tapi nggak ada oma." Laki-laki itu beranjak bangun. "Tuxedoku gimana? Udah cocok?"

Decak kagum langsung muncul di bibir Tatiana. Lelaki yang dalam hitungan hari ini akan segera menjadi suaminya terlihat luar biasa tampan. Perempuan itu merasa amat sangat beruntung karena bisa mendapatkan calon suami segagah dan setampan Ved.

SituasionshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang