BAB 6

12.7K 465 35
                                    

Tatiana berdecak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tatiana berdecak. Akhir-akhir ini dia lebih sering berdecak ketika mengingat Ved. Entah kenapa setiap kali dia mengingat laki-laki itu, Tatiana akan berdecak. Apalagi ketika mendapatkan telepon dan juga pesan singkat dari laki-laki itu. Seperti contohnya saat ini.

Aku jemput nanti.
Jangan nebeng temen kamu.

Udah kamu baca kenapa nggak kamu bales?

Ana, aku datang 15 menit lebih awal.

Tadi aku pulang ke rumah.
Ngambil baju aku.
Mulai malam ini aku nginep di apartemen kamu.

Bales dong!
Kamu nggak punya kuota?
Nggak punya pulsa?

Aku kirim sekarang ya?

Eh kayaknya aku telat datang sana.
Tapi tenang aja, aku pasti jemput kok.

Aku mau kamu masak tumis jamur.
Tadi sekretarisku bawa bekal tumis jamur. Kayaknya enak deh.

Nanti kita belanja bareng?
Bahan masakan di apartemen abis?

Ck! Meskipun tidak dibalas, Ved terus menerus mengirimnya pesan. Tak ada bosan-bosannya laki-laki itu menghubungi Tatiana tanpa henti. Padahal Tatiana sudah menolak panggilannya setiap saat.

Lama-lama Tatiana juga merasa bosan. Apalagi Ved seperti penguntit, perusuh, dan sebagainya. Tatiana merasa sangat terganggu dengan kelakuan Ved itu.

"Kenapa lo? Bengong terus dari tadi," tegur Karen.

"Nggak apa-apa. Lagi males mikir aja," jawab Tatiana.

Mendengar jawaban temannya, Karren langsung tertawa. "Lagi males mikir apa lagi males hidup? Nggak usah dipikirin yang berat-berat mah. Lo tuh hidup bukan cuma untuk mikirin masalah."

"Mulut lo enak banget kalau ngomong. By the way tadi gue udah bilang sama Sica."

"Bilang apa?"

"Gue mau nginep di apartemen dia juga. Gimana sih, lupa lagi? Padahal gue udah ngomong tujuh ratus kali."

"Asem lo! Gue pikir apaan."

Karren langsung melengos pergi dari sana sementara Tatiana masih terdiam di kursinya. Perempuan itu sedang memikirkan cara untuk menyingkir dari Ved. Bukan benar-benar menyingkir, hanya sedang menghindar dari laki-laki itu.

Pikirnya, kalau sampai dia terus-menerus berada di dekat Ved, Tatiana bisa hamil sungguhan. Demi apa pun juga Tatiana tidak akan mau hamil kecuali dihamili oleh suaminya sendiri.

"Amit-amit itu laki! Ganteng sih, kaya juga, tapi mesumnya itu bikin gua ngeri," gumamnya.

Kalau dipikirkan lagi, Tatiana merasa beruntung karena bisa menarik perhatian laki-laki seperti Ved. Sejujurnya Tatiana tidak tahu pergaulan laki-laki itu seperti apa, Tatiana hanya tahu dari Vella, bahwa Ved lumayan terkenal di kalangan perempuan.

SituasionshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang