BAB 33

3.8K 298 171
                                    

"Suami lo mana?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Suami lo mana?"

"Kerjalah, kalau nggak kerja ntar gue nggak bisa makan," jawab Karren setengah sewot. Sementara Tatiana yang bertanya, malah tampak santai. "Lagian lo aneh, Na, harusnya tanya gimana kabar gue, malah tanya mana suami gue."

"Gue tau kabar lo baik, kan habis bulan madu."

Mata Karren mendelik karena merasa tidak terima dengan jawaban perempuan itu. "Ya nggak gitu juga kali, Na. Udah ah, daripada lo bikin gue emosi, mending kita cuss nyusul Sica."

"Bukannya dia ada pemotretan ya?"

"Ada, tapi katanya kelar sejam atau dua jam. Naik taksi aja kagak apa-apa, kan?"

Mendengar itu, Tatiana langsung tertawa. "Heran gue, anaknya bos, suami tajir, malah milih naik taksi. Gimana sih lo, Bung?"

"Yang tajir kan mereka, Na, bukan gue. Udahlah, kalau lo nggak mau naik taksi, lo jalan kaki aja."

"Sinting lo!" Heran lho, setelah temannya itu menikah, Tatiana malah merasa kalau Karren semakin bolot saja. Jangan-jangan Arjuna tidak bisa membahagiakan Karren dengan semestinya.

Siang ini, setelah menunggu saat yang tepat akhirnya Karren bisa berkumpul bersama kedua temannya lagi. Demi menemani Tatiana yang sedang galau dan stres, Karren rela kok menemaninya sampai nanti malam.

Pokoknya siang sampai nanti malam, adalah waktu untuk mereka bertiga bersenang-senang.

Tiba di lokasi pemotretan, Tatiana terasa malas sekali untuk melangkah. Jadi, perempuan itu memilih menunggu di kursi depan saja. Sementara Karren masuk ke dalam untuk menjemput Fresica.

Kalau dipikir-pikir, Tatiana tidak punya alasan untuk merasa sedih ya, terlepas dari masalah percintaannya dengan Ved. Melihat bahwa dia punya keluarga yang hangat dan saling mencintai, seharusnya Tatiana merasa bersyukur dengan itu.

Dan juga, Tatiana punya teman-teman yang seluar biasa Karren dan Fresica.

Dua kesayangan keluara Argadinata dan keluarga Lingga. Membuat Tatiana merasa seperti terlindungi. Ya, benar, kalau ada orang yang berani macam-macam padanya, maka kedua teman Tatiana pasti akan maju untuk melindunginya.

Tiba-tiba saja, Tatiana mendapatkan telepon dari nomor Fresica. Perempuan itu mengernyit bingung, tapi tetap menjawab telepon dari temannya. Siapa tahu Karren belum muncul lantaran tersesat, jadi Fresica menanyakan keberadaan.

"Kenapa, Ca? Gue nunggu di depan. Yang masuk cuma Karren aja."

"Maaf, Mbak Ana, saya managernya Fresica, boleh nggak saya minta bantuannya Mbak Ana? Sekarang ini Fresica dan sepupunya sedang ribut."

Mendengar itu, mata Tatiana langsung membelalak. "Hah?! Sica ribut sama Karren? Kok bisa?"

Ya ampao! Sejak kapan Fresica ribut dengan Karren? Meskipun keduanya jarang akur, tapi keduanya pun jarang ribut juga. Jadi, mendengar kabar tersebut, membuat Tatiana merasa tidak percaya.

SituasionshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang