BAB 10

11.6K 437 28
                                    

Tatiana melihat kondisi rumahnya dalam kondisi agak ramai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tatiana melihat kondisi rumahnya dalam kondisi agak ramai. Perempuan itu sampai mengerutkan keningnya dengan heran. Sebenarnya apa yang menyebabkan rumahnya bisa seramai ini? Sepertinya tidak mungkin karena ingin menyambut kedatangan Tatiana.

Dorongan di punggungnya membuat Tatiana bergerak maju ke depan. Perempuan itu menoleh dengan mata yang menyipit. "Kenapa sih dorong-dorong segala?"

"Bukan dorong-dorong, tapi minta kamu maju. Ngapain sih berdiri di depan pintu segala? Mau jadi penunggu pintu atau gimana?" tanya Ved sambil mengerutkan keningnya. 

Tatiana masuk ke dalam rumah bersisian dengan Ved. "Heran aja. Kok rumah jadi seramai ini ya?"

"Kamu belum tau?"

"Emang ada apa?"

"Hari ini kan ulang tahun papa kamu."

Bola mata Tatiana langsung membulat kaget. "Really? Aku lupa, emang bener?"

Ved mengangguk meyakinkan. "Makanya aku jemput kamu pulang. Soalnya Om Anggara maksa, katanya kamu harus pulang."

Tatiana meringis malu. "Durhaka betul aku ini," ucapnya tak enak.

Rasanya Ved ingin terbahak, namun tiba-tiba saja mereka kedatangan Meilani yang berlari kecil. "Kak Ana! Kak Ved!"

"Halo, Mei."

"Kak Ana baru pulang, ya? Pulang sama Kak Ved?"

"Iya."

"Ngapain pake tanya-tanya segala?" kesal Ved. Laki-laki itu masih dendam pada Meilani. Akibat jambakan Meilani kemarin, Ved hampir botak. Nyerinya masih terasa sampai sekarang.

"Kak Ved galak!" Meilani langsung melarikan diri dari sana.

"Heh, kunyuk segede upil! Bisa-bisanya ngomong begitu. Minta dimasukin ke perut lagi nih?" gerutu laki-laki itu.

Tatiana mendelik. "Berisik ih. Ngapa sih emosi gitu? Sama anak kecil pula."

"Kamu ingat kan kelakuan adik kamu kemarin? Rambutku hampir rontok karena jambakannya yang nggak kira-kira itu."

"Lebay!" balas Tatiana sambil melengos pergi.

Ved melongo melihat kepergian Tatiana. Tak terima ditinggalkan begitu saja, Ved mengikuti Tatiana masuk ke dalam kamarnya. Laki-laki itu mendorong pintu kamar Tatiana setelah perempuan itu membukanya.

"What are you doing, Ved?"

"Istirahat bentar." Laki-laki itu menjatuhkan tubuhnya di atas ranjang, bahkan sebelum Tatiana sempat menjawab. "Ah, nyamannya. Jangan lupa tutup pintu, dan pastikan pintunya kamu kunci."

"Lah, emangnya kenapa?" tanya Tatiana bingung. Tetapi perempuan itu tetap menurut.

"Nanti bocah upil itu masuk sembarangan."

SituasionshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang