38. DIA KEMBALI

3.9K 323 49
                                    

HAY GAYS!

CALL ME, RARA🌌🌠✨

WAJIB PAKE BANGET FOLLOW WP RARA!


MAKASIH BANYAK! BUAT 100K PEMBACANYA, PLIS GAK NYANGKA LOH BAKALAN SEGITU.

DIHARAPKAN UNTUK MEMBERI VOTE+COMENT! MIKIRIN ALUR CERITA ITU TIDAK GAMPANG WAHAI READER'S!

BUKAN LAPAK PENULIS RAPIH!

TANDAI JIKA ADANYA TYPO!

HAPPY READING BLACKCARLOSVERS 🦅🏁
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖









Anara menoleh ke arah laci yang terbuka, dengan pelan Anara menggeser tubuhnya untuk mendekati laci tersebut, lalu Anara mengambil sesuatu yang terbalut dengan kain putih.

"Hehe main yuk! Udah lama kita gak pernah main lagi." Ajak Anara sambil menatap benda yang berada di genggamannya dengan tatapan berbinar. Yaitu cutter.

Perlahan Anara menggoreskan cutter tersebut ditangannya cukup kuat sehingga darah kental menyucur bebas mengotori lantai kamarnya.

"HAHA!"

"Kenapa gak sakit?" Lirih Anara pelan dengan wajah sedih, namun ekspresi sedih itu hilang seketika digantikan dengan ekspresi dingin dan datar.

Tangan Anara kembali menggoreskan cutter itu ke tangan yang sama lalu menekannya sangat kuat, sehingga darah segar kembali keluar. Indah sekali bukan?

"Hihi merah!" Gemas Anara sambil mengangkat tangannya dan mencium dalam aroma khas darah di tangannya.

"Hmm, harum."

Anara menghirup darah yang mengalir ditangannya sambil memejamkan matanya, lalu jarinya bergerak menyentuh darah yang masih mengalir ditangannya.

Setelah itu Anara menatap darah yang ada dijarinya dengan tatapan berbinar, kemudian Anara menyesap pelan jarinya yang terdapat darah merah.

"Manis! hihi!"

Anara terus-menerus menyayat tangannya dengan cutter, seakan tak puas Anara kembali menyayat tangannya yang sebelah lagi.

Dilihatnya tangannya yang baru saja kering dari luka, tanpa babibu Anara membuat luka memanjang di tangannya membuat darah kembali mengalir dengan derasnya.

Mata Anara berbinar melihat darah yang menetes dengan bebas di lantai, tangannya yang tercampur darah menekan kuat luka memanjang di lengannya membuat darah mengalir semakin deras seperti aliran air hujan yang turun dari atas genteng lalu turun ke tanah.

"Iiih! Darahnya banyak banget!" Teriak Anara gemas melihat darah yang sudah merembas dimana-mana.

"Kalo ada Ibu, pasti Ibu meluk Anara." Lirih Anara sedih, namun tak berselang lama wajah sedih itu hilang seketika.

"ANARA BEGO! HAHA, ARGH!"

Anara berteriak histeris saat kepalanya tiba-tiba berdenyut seakan ingin pecah, ia melempar asal cutter di tangannya lalu memukul kepalanya dengan kuat berharap rasa sakit itu hilang.

Prince Of BlackCarlos [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang