Prince Of BlackCarlos [ON GOING]

7. RUMAH SAKIT ATAU KUBURAN

HAY GAYS!

SEBELUM BACA HARAP FOLLOW WP RARA!

WAJIB VOTE+COMMENT TERLEBIH DAHULU!

TANDAI JIKA ADANYA TYPO!

BUKAN LAPAK PENULIS RAPIH!

HAPPY READING BLACKCARLOSVERS🦅 🏁

Cahaya sinar matahari pagi perlahan-lahan memasuki ruangan rumah sakit.

Rakha terbangun menyesuaikan cahaya yang masuk, Rakha menoleh ke gadisnya yang masih tertidur dengan nyenyak.

Rakha perlahan bangkit dari kursi sembari meregangkan otot-ototnya yang terasa pegal.

Hoam

Anara membuka bola matanya yang bulat dan menguap lebar sembari mengucek matanya.

"Jangan dikucek!" Ucap Rakha dingin sambil memegang tangan Anara, Anara yang masih berwajah bantal hanya diam.

Rakha memencet tombol khusus untuk memanggil Dokter, tak lama Dokter pun datang dan memeriksa kondisi Anara.

"Saya periksa dulu ya." Ucap sang Dokter.

"Iya Dok."

"Kamu sudah boleh pulang, tetap jaga pola makannya dan selalu tepat waktu, oh ya jangan lupa rutin minum obat dan vitamin ya."

"Iya, Dok makasih"

"Kalau begitu saya permisi" Ucap Dokter tersebut tersenyum ramah lalu ia keluar ruangan.

Jika kalian mengira Dokter yang merawat dan memeriksa kondisi Anara itu Dokter laki-laki kalian salah besar.

"Makan"

Anara menoleh ke Rakha yang sedang mengaduk bubur entah kapan sudah ada di tangannya.

"Kak," Cicit Anara pelan, Rakha hanya menaikkan sebelah alis matanya bermaksud apa?.

"Mmm, Ana boleh ngga ksarapan yang lain?" Mohon Anara sambil menunjukkan wajah seimut mungkin berharap Rakha mengijinkannya.

Lucu

"Nggak!" Jawab Rakha ketus, Anara yang mendengar itu mengerucutkan bibirnya.

"Kak, tapi nggak enak." Rengek Anara, namun Rakha seolah menulikan pendengarannya ia mulai menyuapi Anara yang masih memelas untuk makan yang lain.

Anara masih kekeh dengan pilihannya menurutnya bubur rumah sakit itu hambar sangat hambar, Anara bersikeras menutup mulutnya sambil menunduk.

Rakha berdecak kesal gadisnya sangat keras kepala, Rakha berusaha mencari cara agar gadisnya memakan bubur tersebut, setelah berpikir cukup lama akhirnya Rakha menemukan ide.

"Oke, kalo itu yang lo mau jangan salahin gue kalo beasiswa lo dicabut."

Anara langsung mendongkak mendengar penuturan Rakha yang akan mencabut beasiswanya.