34. PARGOY

5.1K 386 31
                                    

HAY GAYS!

CALL ME, RARA 🌌🌠✨

WAJIB PAKE BANGET FOLLOW WP RARA!

DIHARAPKAN UNTUK MEMBERI VOTE+COMENT! MIKIRIN ALUR CERITA TIDAK GAMPANG WAHAI READER'S!

BUKAN LAPAK PENULIS RAPIH!

TANDAI JIKA ADANYA TYPO!

HAPPY READING BLACKCARLOSVERS 🦅🏁

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖








"Luka pasien sudah mulai membaik. Dan usahakan, pasien jangan melakukan hal-hal yang berat terlebih dahulu." Ucap sang Dokter yang telah selesai memeriksa keadaan Anara.

Sebenarnya Dokter yang memeriksa Anara kemarin laki-laki. Namun, Rakha segera mencari Dokter perempuan untuk Gadisnya, karena Rakha tidak mau ada yang menyentuh Gadisnya selain dirinya, baik sehelai rambut pun.

Saking tidak relanya, Rakha segera mencium dan mengusap bekas Dokter lelaki yang memeriksa Anara kemarin, guna menghilangkan bekas sentuhannya.

"Obatnya jangan lupa diminum ya." Lanjut sang Dokter tersenyum ramah.

"Iya, Dok emm, Dok. Ana kapan pulang?" Tanya Anara.

"Besok atau lusa. Karena jahitannya belum sepenuhnya kering." Ucap Dokter membuat Anara mengangguk lesu.

"Baiklah kalau begitu saya permisi, semoga lekas sembuh." Ucapnya kemudian Dokter tersebut keluar dari ruangan.

"Kak," Panggil Anara yang sedari tadi memainkan ponselnya.

"Hm?" Gumam Rakha tanpa mengalihkan sedikitpun pandangannya dari ponsel.

"Ana mau pulang." Cicit Anara membuat Rakha menatap tajam Gadisnya.

"Enggak! Kamu gak denger? Luka jahitan kamu belum kering, Ra."

"Kak, Ana bosan disini terus, Ana mau pulang." Rengek Anara sedangkan Rakha tak mengubris sama sekali, ia hanya asik memainkan ponselnya.

Anara yang merasa diacuhkan mengerucutkan bibirnya, jujur ia sangat bosan bahkan sangat sangat bosan berada di ruangan yang berbau obat-obatan ini.

"Kak plis, Ana gak tahan bau obat Kak. Ana mau pulang" Ucap Anara lagi namun respon Rakha tetap sama tak bergeming sama sekali.

Dengan kesal Anara menarik selimut yang berwarna biru itu dengan kasar dan menyelimuti seluruh tubuhnya hingga kepalanya, lalu berbalik badan memunggungi Rakha.

Didalam selimut berwarna biru tersebut Anara sedang memikirkan sesuatu, ia takut. Sangat takut, kalau dia akan datang kembali menemui dirinya, walaupun Anara sangat menyayangi orang tersebut.

Lima menit berlalu tetapi Anara tak bergerak ataupun membuka selimut tersebut membuat Rakha menghela nafas, Rakha membanting ponselnya ke sofa lalu mendekati Gadisnya yang dalam mode ngambek.

"Ra," Panggil Rakha dengan lembut namun Anara tak menghiraukan.

"Rara, udah jangan ngambek" Bujuk Rakha lagi yang masih tak dihiraukan Anara membuat Rakha mengusap wajahnya kasar.

Dengan perlahan Rakha merangkak naik ke tempat tidur khusus pasien yang muat dua orang itu.

"Ra, hei" Panggil Rakha yang sudah berbaring disamping Gadisnya.

Prince Of BlackCarlos [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang