BAB III : Batalkan Saja

297 41 0
                                    

Preticia tidak menyukai Putra Mahkota dan sekarang ketidaksukaannya berubah menjadi kebencian.

Dalam ingatannya, ia terus mengingat wajah datar Putra Mahkota ketika mengucapkan bahwa wanita adalah makhluk yang tidak berguna. Ia menikahi putri bangsawan karena ia ingin mengambil manfaat dari mereka saja. Dalam artian, ia menikah hanya untuk mencapai ambisinya.

Di mata Preticia, Putra Mahkota tidak memandang ikatan pernikahan itu sebagai suatu hal yang sakral. Ia menikah hanya karena urusan politik dan untuk memenuhi kebutuhan biologisnya saja. Tidak. Preticia tidak ingin bersama dengan pria seperti itu. Itu sama saja dengan bunuh diri. Baginya seumur hidup itu terlalu lama untuk disia-siakan. Pria licik sepertinya tidak pantas untuk mendapatkan cinta dari siapapun, termasuk dirinya.

Beberapa pelayan memasuki kamarnya, kemudian mereka berlutut. "Sudah waktunya Tuan Putri untuk keluar. Mari Tuan Putri kami antar," seru salah seorang dari mereka pada Preticia.

Preticia tersadar dari lamunannya, kemudian bangkit berdiri. Ia pun berjalan keluar kamar dengan diikuti para pelayan menuju aula tempat pertunangannya dengan Putra Mahkota akan dilaksanakan.

Keadaan aula di kediaman Sonnata sangatlah ramai. Meski hanya acara pertunangan, semua bangsawan serta kalangan atas ; seperti pedagang, pemilik tanah, dll., hadir untuk menyaksikan pertunangan Putra Mahkota Eldrick dengan Putri Preticia Sonnata. Nama Preticia yang semula tidak terlalu terkenal dikalangan bangsawan, kini menjadi perbincangan hangat beberapa waktu ini. Mereka penasaran dengan kecantikan Putri Preticia yang telah berhasil menarik hati Putra Mahkota Eldrick.

Ketika melihat kedua Putri Duke Maivolery, mereka terlihat sangat cantik dan anggun. Mereka pun juga mengharapkan kecantikan itu ada pada Putri Preticia. Bahkan gambaran mereka tentang Putri Preticia terlalu tinggi hingga mereka menganggap keluarga Duke Sonnata menyembunyikan Putri Preticia karena terlalu cantik.

Kini penantian para bangsawan yang merasa penasaran dengan calon tunangan Putra Mahkota akan berakhir ketika mereka akan melihat Putri Preticia memasuki aula.

Seorang pengawal berteriak dengan lantang saat Putri Preticia memasuki aula bersama dengan para pelayan yang mengiringinya. Aula yang semula diliputi dengan kebisingan mendadak menjadi hening ketika mereka mendapatkan kabar bahwa Putri Preticia akan memasuki aula. Mereka juga sama-sama memberi jalan kepada sang putri untuk dirinya lewat menuju Putra Mahkota Eldrick yang sudah berdiri di depan sana.

Sorak sorai memenuhi ruangan aula ketika mereka melihat secara langsung wajah Putri Preticia. Sebagian ada yang mengagumi kecantikannya yang dianggap sangat jarang dimiliki oleh gadis di pulau ini. Postur wajahnya terlihat berisi, apalagi di bagian pipinya. Mereka tidak tahu bagaimana cara mendeskripsikan kecantikannya di saat mereka hanya tahu kata 'cantik'. Yang mereka tahu, ketika mereka melihat Putri Preticia sedang tersenyum, mereka pun juga ikut tersenyum tanpa mereka sadari. Seperti menebarkan kebahagiaan untuk orang disekitarnya.

Namun ada juga yang merasa kecewa karena menganggap Preticia tidak secantik kedua kakaknya dan berakhir dengan cibiran bersama dengan mereka yang juga tidak menyukai Preticia. Mereka seperti dipatahkan harapannya yang terlalu tinggi pada Preticia padahal mereka sendiri yang berharap terlalu tinggi padanya.

Terdengar tidak adil memang, namun itulah yang terjadi di tempat di mana rupa seseorang menjadi lebih penting daripada akhlak. Jika seseorang terlihat cantik atau tampan, tanpa mengenal lebih dulu kepribadiannya, ia sudah langsung disukai banyak orang. Namun setiap orang memandang kecantikan seseorang itu berbeda-beda, bukan?

Contohnya seperti Preticia sekarang, tidak semua orang menganggap Preticia itu tidak cantik. Ia terlihat cantik di mata orang-orang yang tepat.

Preticia sudah berdiri di atas panggung dihadapan sang Putra Mahkota Eldrick. Tatapan Putra Mahkota Eldrick tak lepas darinya, ia terus menatapnya dengan mata tajamnya. Bagi Preticia tatapan itu seperti ... tatapan iblis.

I Want To Be With You [The End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang